Chapter 11

349 40 1
                                    


"Nana, SIM kamu udah jadi?"

"Udah Mbak. Dua hari lalu aku dari ngambil sama Dion." Jawab Nana yang tengah memakan cemilan sambil tiduran di sofa dengan laptop yang memutar drama korea.

Hari ini hari minggu makanya Nana ada di rumah pagi-pagi, kalau tidak, pasti Nana sudah ada di sekolah kalau jam segitu.

"Mbak mau keluar?" Giliran Nana yang bertanya melihat kakaknya tengah memakai sepatu olahraga yang sudah 2 tahun Gina beli tapi masih terlihat baru saking jarangnya dipakai. Maklum, Gina malas olahraga pagi. Jangankan olahraga, bangun pagi saja kadang harus diguyur air segayung.

"Hm." Balas Gina.

"Kemana? Olahraga? Nggak salah? Mbak kan nggak suka olahraga." Sebagai adik Gina, Nana paham kalau kakaknya itu malas gerak.

"Mau ke gor sama Yuli."

Sebenarnya tumben Yuli mengajak Gina main ke gor secara mereka berdua tidak ada yang suka olahraga. Tapi barusan Yuli menelponnya dan mengajaknya main bulu tangkis. Yuli bilang kalau dia tiba-tiba mau aja ngapa-ngapain di hari minggu yang cerah ini.

"Mbak naik ojek?"

"Nggak, dibonceng sama Yuli."

"Ada klakson tuh, Mbak. Itu mungkin Mbak Yuli."

"Mbak berangkat dulu yah."

Gina melihat motor scoopy milik Yuli di samping toko tapi tidak dengan pemiliknya. Ternyata Yuli ada di dalam toko dan sedang menikmati brownies dan teh panas bikinan Mamanya.

"Lo mau ngajakin gue ke gor atau mau sarapan di rumah gue?" Gina langsung menghampiri Yuli.

"Mama lo nawarin gue, Gin. Masa gue tolak." Bela Yuli.

"Bilang aja lo lapar."

"Itu juga alasannya sih, Gina." Yuli nyengir kuda.

"Buruan deh! Keburu siang."

"Tanteku sayang makasih yah sarapannya." Yuli meneguk teh miliknya sampai habis dengan cepat.

Ngomong-ngomong kasihan juga melihat Yuli balap makan begitu.

"Iya, kue ini bikinan tante jadi jangan mau dilarang makan sama Gina." Kata Mamanya santai. Gina auto batal kasihan sama Yuli.

Gina sudah biasa dikucilkan oleh Mamanya dan Yuli. Mereka memang sedekat itu sejak dulu sampai sekarang. Mungkin karena Mamanya tahu bahwa Yuli berperan besar dalam perjalanan karir Gina dan selama ini hanya Yuli-lah satu-satunya teman yang Gina punya. Makanya Mamanya selalu memperlakukan Yuli dengan baik.

Tapi Mama Gina memang baik kepada semua orang sih, saking baiknya kadang ada pembeli yang memanfaatkan kebaikan Mamanya dengan pura-pura ngutang tapi pada akhirnya pura-pura lupa pernah mengutang. Dan Dania yang baik hati dan tidak tahu cara menagih akan mengiklaskan begitu saja. Kalau ingat itu, Gina pasti kesal karena kebaikan hati Mamanya yang berlebihan.

"Kalau gitu boleh nggak aku bungkus Tan?"

Gina langsung menghela napas. Yuli rempong. Mau ke gor aja banyak sekali cobaannya, masih pagi juga tapi permintaannya banyak sekali.

"Boleh dong!" Kata Dania tidak keberatan.

"Yul, lo mau bawa brownies ke gor? Yang bener aja dong!" Protes Gina. Bisa-bisa mereka dikira mau jualan kue di gor mirip Mahasiswa yang lagi penggalangan dana.

"Nggak papa kali, Gin. Kalau lapar tinggal masukin ke mulut sambil pegang raket." Jawabnya asal.

Dania lalu menyodorkan kantong berisi sekotak brownies dengan senyuman andalannya, "Gina tadi sudah sarapan, jadi ini buat kamu aja yah!"

Sing Me A Love Song (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang