Chapter 34

265 38 1
                                    

Katanya tidak punya keturunan Chinese, Korea dan sejenisnya tapi nyatanya bohong besar.

Saat Gina tengah berada di Poppy sambil menonton channel youtube bergenre horror yang isinya memburu hantu di tempat-tempat angker, tiba-tiba seorang perempuan tinggi berkulit putih dan bermata sipit mengajaknya bicara.

"Kamu temannya Rangga, kan?"

Gina yang sempat bingung apa iya perempuan itu bicara padanya diam beberapa saat pasalnya ia tidak kenal dengan perempuan ini.

"Saya boleh duduk di sini?" Perempuan itu kembali berujar bahkan sebelum Gina menjawab sapaan pertamanya tadi.

"Boleh, Tante. Silakan." Kata Gina pada perempuan yang Gina tebak berumur sekitar 50 tahunan tapi walau begitu ia masih kelihatan cantik dan segar Mungkin karena kulitnya putih dan masih kencang.

Ia kelihatan seperti mama-mama modis bersuami kaya di drama korea yang sering Nana tonton. Penampilannya paripurna mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Saya pernah lihat kamu di kafe ini sama Rangga." Ujarnya tepat setelah pesanannya sampai, "Kamu kenal sama Rangga?" Tanya perempuan itu hati-hati.

Gina menjawab, "Saya temannya Mas Rangga, kebetulan saya juga nyanyi di kafenya Mas Rangga sama teman saya juga, Tante. Ngomong-ngomong Tante kenal Mas Rangga juga? Kalau boleh tahu tante siapanya Mas Rangga?"

"Saya Minjung, Do Minjung. Mamanya Rangga. Maaf yah kalau saya nggak memperkenalkan diri dulu sama kamu." Kata Manjung dengan kedua tangan saling menggenggam di atas meja.

"Nggak apa-apa, Tante. Saya nggak tahu kalau Mamanya Rangga keturunan Korea. Pantas saja Rangga kelihatan oriental. Padahal Rangga pernah bilang kalau kedua orangtuanya asli keturunan Indonesia dan sama sekali nggak punya darah keturunan korea atau apapun." Kata Gina.

"Rangga bilang begitu?" Minjung kelihatan tertarik dengan apa yang Gina ucapkan barusan.

Gina lantas mengiyakan, "Iya, Tante. Pasti Rangga kerjain saya lagi deh." Lalu Gina tertawa kecil berusaha mencairkan suasana. Minjung hanya tersenyum tipis lalu meminum minumannya.

"Maaf sebelumnya Tante, kalau boleh tahu tante kenapa nanya apa saya kenal Rangga atau nggak?" Kali ini Gina yang memulai pembicaraan.

"Sebenarnya saya mau ketemu Rangga." Jawab Minjung dengan lemah. Sorot matanya juga kelihatan terlalu sayu.

"Sudah lama saya mau ketemu Rangga tapi tidak bisa." Lanjutnya lagi.

Gina ikut sedih saat melihat mata Minjung berkaca-kaca. Apa sih sebenarnya yang terjadi dengan keluarga Mas Rangga? Gina tahu kalau Rangga berseteru dengan Papanya tapi kenapa mamanya juga tidak bisa menemui anaknya dengan bebas?

"Apa karena Mas Rangga habis diusir sama Papanya makanya..." Gina lalu membekap mulutnya setelah sadar atas apa yang telah ia katakan. Mulutnya sedikit keterlaluan sore ini. Bisa-bisanya ia hilang begitu di depan Tante Minjung.

"Maaf, Tante. Kalau saya lancang." Ujar Gina menyesal.

"Kamu ngomong aja apa yang kamu tahu. Nggak apa-apa. Nggak perlu sungkan sama saya."

"Sebenarnya saya tahu kalau Mas Rangga diusir sama Papanya terus sekarang tinggal di lantai dua kafe. Makanya tante nyari Mas Rangga, yah?"

"I...iya. Saya mau ketemu sama Rangga makanya saya butuh bantuan kamu." Sahut Minjung.

Gina menggaruk tegkuknya, "Kalau Tante mau ketemu Mas Rangga, kenapa nggak datang aja ke kafe atau kantornya?" Kenapa malah menemui Gina disini?

"Nggak bisa. Kalau saya temui Rangga di sana, Rangga pasti malu banget. Lagian saya ragu apa Rangga mau melihat muka saya walau cuma sedetik. Telpon saya aja tidak pernah diangkat. Jangankan telpon, sms saya aja tidak pernah dibalas sama Rangga." Minjung menatap keatas seakan menghalau air matanya menetes.

Sing Me A Love Song (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang