Aku memekik kencang saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi lewat, sial! Aku kesiangan hari ini. Dengan tergesa-gesa aku berlari menuju kamar mandi, dan hanya butuh waktu 5 menit untuk aku berada di sana. Namanya juga kepepet, gapapalah mandi bebek.
Tidak ada skincare pagi sekarang, aku benar-benar dikejar waktu. Lagian di mana coba Angkasa? Bisa-bisanya dia gak bangunin aku! Awas saja kalau ketemu, aku tonjok giginya sampai rontok.
Saat tengah memakai sepatu di luar rumah Angkasa datang menggunakan motornya. "Mas!" Panggilku.
Angkasa menoleh sekilas sebelum fokusnya tertuju pada galon yang sekarang dia bawa. Aku menatapnya kesal. "Kenapa gak bangunin aku?"
"Saya kira kamu bisa bangun sendiri," jawab Angkasa enteng lalu masuk ke dalam rumah menaruh galon.
Aku menghentakan kaki kesal. "Mas bener-bener ya! Kalau sampai aku dimarahin dosen, Mas yang salah!" Kesalku dengan nada pelan. Takut ada tetangga yang dengar, kan bahaya, bisa jadi trending topik nanti.
Angkasa berbalik.
"Ya sudah, mau saya antar?"
Napasku sudah kembang kempis. "Biar aku aja yang bawa motor, pinjem kuncinya."
"Sejak kapan kamu bisa bawa motor?"
"Sejak lahir! Gak usah tahu deh, mana sini kuncinya?"
Angkasa berdecak, tanpa mempedulikanku dia berjalan melewatiku begitu saja menuju motornya, lagi-lagi aku semakin dibuat kesal akan tingkah Angkasa pagi ini.
Dia enak udah rapih sama seragam PDL nya, lah aku? Bisa-bisanya ditinggal molor sementara dia pergi beli galon.
"Cepet naik."
Aku langsung memakai helm yang disodorkan Angkasa dan naik di jok belakangnya. "Ngebut ya Mas! Kelas aku masuk jam setengah delapan soalnya."
Angkasa tak menggubris ucapanku, ia malah sibuk mengklakson beberapa tentara lain, dan menyapa beberapa atasannya yang kebetulan kita lewati. Sikap santai Angkasa membuatku greget sendiri, dia gak ngerti apa sekarang aku lagi ketar-ketir? Mikirin kalau sampai telat masuk kelas gimana, apalagi dosennya galak banget.
"Ndan, buruaan! Lelet banget sih kayak siput."
"Gapapa lelet asal selamat."
"Selamat bapakmu! Aku yang gak selamat nanti ditangan dosen."
"Salah sendiri bangun kesiangan."
"Ndan juga salah ya gak bangunin aku!"
"Ya saya kira kan kamu bisa bangun sendiri."
"Padahal Ndan juga suka aku bangunin kalau kerja, nggak tahu balas budi banget sih."
"Kamu lebih salah, semalam habis begadang kan nonton drama-drama tidak jelas itu?"
"Enak aja drama gak jelas! Nggak usah melipir kemana-mana deh Ndan, lagipula aku udah biasa begadang kok dan jarang bangun kesiangan."
"Tapi kesiangannya sering."
Aku mendengus kesal mendengar penuturan Angkasa yang ada benarnya. Tinggal 15 menit lagi, maka aku sampai ke kampus, kira-kira kalau anak kampus liat aku diantar tentara macam Angkasa gimana ya? Heboh gak sih? Kok jadi males ya, apalagi Angkas ini gak pernah keliatan gak ganteng setiap harinya, mana sekarang lagi pakai baju PDL lagi, gagah banget.
"Ndan, turunin depan halte aja."
"Kenapa? Katanya kamu telat?"
Aku menggerutu. "Yaudah cepetan ke kampus aja langsung!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lapor, Komandan! [END]
General FictionBagi orang-orang, dijodohkan dengan sosok tentara yang tampan, macho, mungkin suatu keberuntungan. Tapi tidak bagi Lia, menurutnya ini sangat membosankan, kehidupannya yang ceria berubah menjadi kaku saat ia harus tinggal seatap dengan pria berwajah...