Aku duduk dengan perasaan yang gelisah, setelah membaca pesan dari salah satu cowok yang masuk dalam list jodohku, aku merasa tidak tenang. Apa aku harus menyebut ini sebagai kesialan? Bukannya geer atau bagaimana, rasanya Radit seperti menaruh perasaan kepadaku. Ya memang, sudah lama kami sering bertukar pesan, tapi sekarang beda! Radit lebih perhatian, bahkan dia sekarang suka menanyakan aku sudah makan atau belum, sudah mandi atau belum, sudah mikirin dia atau belum, sudah----
Oke, tidak usah dilanjutkan.
Radit mengajakku bertemu di cafe dekat kampus siang ini, kebetulan jadwalku juga kosong. Walau agak tremor dikit, karena bagaimanapun juga aku sempat menyukai Radit, entahlah sekarang rasa suka itu masih ada atau tidak, karena cowok dalam list jodohku bukan hanya dia seorang. Kalian tidak usah meledek, aku tidak munafik ya kalau ketemu cogan! Siapa sih yang gak suka? Apalagi pas tahu bagaimana sikapnya.
Suara dentingan dari arah pintu cafe membuatku menoleh, di sana ada Radit dengan pakaian kasualnya tengah berjalan ke arahku. Oh lihat! Rambutnya bahkan lebih rapih dari biasanya, cowok itu .., terlihat sangat tampan. Mirip seperti Hardin, si pemain film After.
"Hai, nunggu lama ya?" Tanya Radit seraya mendudukan dirinya di kursi hadapanku. Aku tersenyum manis.
"Nggak kok. Gue juga baru datang tadi, santai aja." Padahal, boro-boro santai, dari tadi ditatap Radit saja rasanya aku mau pingsan. Tolong ya, kenapa jika berhadapan dengan cogan aku ini lemah sekali? Huhh, payah kau Lia.
Radit menatap meja yang kosong. "Lo belum pesan makanan?"
Aku menggeleng. "Nungguin lo, gak enak kalau duluan." Dapat aku dengar kekehan renyah keluar dari mulutnya.
"Berasa ditungguin bini gue," guraunya. Mendengar kata bini membuatku teringat Angkasa, tunggu! Kenapa aku bisa lupa jika minggu depan hari pernikahan ku dengan pria itu?! Oh Tuhan, aku tidak menyangka waktu akan secepat ini. "Lia?"
Aku mengerjap ketika Radit melambaikan tangannya di wajahnya. "Mikiran apa?" Tanyanya, aku menggeleng.
"Lo mau pesen apa?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan. Radit pun menyebut beberapa menu di sana, aku lantas mengangguk dan memanggil seorang pelayan. Setelah selesai, pelayan tersebut pamit untuk undur diri, tersisalah aku dan Radit. "Jadi, apa yang mau lo omongin?"
Radit menghembuskan napasnya dan menatapku lekat. Aku menelan ludahku dengan susah payah, karena tidak kuat terus bertatapan dengan kedua netra Radit yang membius, aku mengalihkan pandanganku pada jendela luar. "Kok lihat ke jendela?"
"Hah?"
Radit terkekeh. "Salting ya?"
Aku gelalapan. "E-enggak kok. Cuma gak biasa aja," ujarku seraya nyengir.
"Dari dulu, kalau lagi gugup lo tuh selalu lucu ya."
"Dari dulu?"
Radit mengangguk. "Gue emang sering perhatiin lo sejak awal MOS, cuma ya karena gue gak berani nyapa, yaudah."
Sumpah! Aku gak berharap Radit bilang kayak gitu, apalagi dengan statusku sebagai calon istri Angkasa. Aku takut goyah! Bagaimana jika aku menyukai Radit lagi? Bagaimana dengan Angkasa? Aku selingkuh namanya kalau gitu! Dan sebuah perselingkuhan adalah hal yang paling aku benci. Sampai sekarang aku masih diam tanpa menjawab apapun.
"Andai lo satu fakultas sama gue, mungkin udah sejak awal gue deketin lo." Ya memang aku dengan Radit ini beda fakultas, aku mengambil Kimia dan dia mengambil Hubungan Internasional. But, wait! Deketin? Radit deketin aku?
"Deketin gue?"
Radit mengangguk kalem. "Sebenernya gue sejak lama pengen bilang ini sama lo, cuma susah. Gue selalu gak berani, tapi sejak tahu kalau gue masuk ke dalam list jodoh lo kayak yang pernah Gigi bilang, gue jadi lebih merasa siap untuk maju dapetin lo." Oh sial! Ini semua karena Gigi memang! Sahabatku yang satu itu sangat lemot tidak tertolong, membuatku harus menahan malu kepada Radit sekarang. "Lo bersedia kan Li, gue perjuangin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lapor, Komandan! [END]
Fiksi UmumBagi orang-orang, dijodohkan dengan sosok tentara yang tampan, macho, mungkin suatu keberuntungan. Tapi tidak bagi Lia, menurutnya ini sangat membosankan, kehidupannya yang ceria berubah menjadi kaku saat ia harus tinggal seatap dengan pria berwajah...