14 || Lemah

1.3K 253 18
                                    

"Aku lebih suka kamu yang penurut,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku lebih suka kamu yang penurut,"

-CAKK, 9 april 2021.

««««»»»»

Fai baru saja keluar dari perpustakaan setelah mengembalikan dua buku biologi yang dibawa guru kelasnya. Perpustakaan yang berada di lorong terujung lantai 1 sedikit membuat jantung nya merasakan denyutan yang terasa menyakitkan, menyusahkan memang.

Namun saat di lorong dekat lapangan ia melihat 2 siswa yang sepertinya sedang membopong siswi yang terlihat tidak sadarkan diri. Karena tertutup dua tubuh tegap ia jadi tak bisa melihat siapa yang pingsan itu, rasa penasaran langsung menyergapnya.

Saat ada seorang siswi yang sepertinya ingin menyusul tiga orang tadi, akhir nya Fai menghentikan siswi itu untuk menanyakan nya.

Tapi saat ia mendengar bahwa itu adalah Afsheen, rasa khawatir langsung merasuki jiwa nya, yang ia pikirkan adalah ia harus memberitahukan ini kepada Raz, Aa nya.

Saat selesai memberikan petuah dan beberapa permintaan kepada adik kelas nya, ia lantas berlari menuju lantai dua, dimana kelas nya berada.

Berlari dengan cepat dan tergesa bukan lah hal yang biasa Fai lakukan, hal ringan yang biasa orang lain lakukan terasa berat baginya. Setiap langkah kakinya yang menghentak lantai, jantung nya yang berdenyut kencang seperti jantung itu yang terinjak. Disaat seperti ini, ia rasanya hanya ingin menangis saja.

Dia berpegangan pada dinding, sedangkan tangan satu nya lagi menggenggam bagian atas dada kirinya, nafasnya tak beraturan dengan mata yang mulai berkabut.

Ia melihat tangga di depan nya dengan terus menggumamkan asma Allah SWT. untuk meringankan rasa sakit di dada nya. Dengan yakin ia mulai berjalan perlahan namun dipertengahan tangga tubuhnya terasa akan limbung ke belakang jika saja tak ada tangan yang menahan punggung nya.

Fai langsung menjatuhkan dirinya, duduk di tangga dan mulai merilekskan nafasnya. Kepalanya menunduk, masih belum ingin mengetahui siapa yang menolong nya, yang ia tau orang itu hanya tetap berdiri di depan nya dilihat dari sepatu yang bertabrakan dengan sepatu miliknya.

"Ma-mah-makasih ... yaa, maaf ju-ga," ujar Fai dengan nafas yang tersengal, nafasnya masih belum baik, begitupun dengan jantung nya, walau sudah tak semenyakitkan saat ia berlari.

Tak ada jawaban, namun lutut orang didepan nya turun, mau tak mau membuat Fai sedikit mendengak. Dan tepat, wajah nya berhadapan langsung dengan orang itu. Pemuda bertindik di telinga kiri yang ia ketahui nama nya adalah Alard.

"Lo lemah."

Dua kata yang di ucapkan begitu lugas dengan penekanan yang terasa sangat dalam itu berhasil membuat Fai tak bergeming, telinga nya berdengung, jantung nya berdentang seperti besi yang tertabrak batu, menusuk nya yang ia sadari, ia memang lemah.

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang