Ekstra Part 1 : Pertemuan yang tak diinginkan

1.1K 246 92
                                    

Istanbul, Turki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Istanbul, Turki

Udara dingin yang mulai terasa di musim gugur bersamaan dengan banyaknya daun yang berjatuhan adalah kombinasi cantik yang pasti akan ditemukan di bulan September tahun ini di Istanbul.

Fai, perempuan yang perutnya tak lagi ramping itu dengan suka cita menyambut musim gugur pertamanya di sana. Walau baru beberapa bulan ia tinggal di negara cantik itu ia sudah merasa sangat nyaman. Ia seperti tak lagi bisa memikirkan apapun selain keindahan alam di negara tersebut.

"Anak Papa kenapa terlihat sangat senang, hm?" tanya Arya seraya mengusap tangan Fai yang menempel di jendela dengan wajah berbinar.

"Setelah musim panas kemarin, rasanya sekarang jadi lebih berangin 'kan, Pa?" balas Fai dengan pertanyaan.

"Hm, cocok untuk ibu yang sedang hamil berjalan-jalan 'kan?"

Fai melirik acuh tak acuh pada Arya, "Mama bilang Papa jahil banget sama Mama waktu Mama hamil. Jadi, jangan lakukan kejahilan itu sama Fai juga, oke?"

"Geer banget! Papa juga nggak mau ledekin kamu. Mama sama kamu waktu hamil beda. Mama cantik, kamu makin jelek."

Fai melotot, "Ih! Terserah deh. Seandainya di Indonesia libur sekolah aku pasti nggak akan sama Papa. Mending sama A' Raz."

Arya hanya tertawa, seraya berbalik ia berjalan menuju dapur. Dia bahagia karena putrinya kembali ceria. Melupakan segala kenangan buruk yang ia alami beberapa bulan lalu.

"Fai ...."

Fai duduk di sofa, berdiri lama di depan jendela membuatnya cepat lelah. Ah, ya ampun, perutnya terasa semakin berat.

"Apa? Jangan berantem lagi sama Fai. Fai tiba-tiba cape."

Arya mendengus, bahkan putrinya itu tidak melakukan apapun dari pagi. Kerjaannya hanya duduk, makan dan memandang jendela. Darimananya hal tersebut bisa dikatakan melelahkan?

Dengan susu untuk ibu hamil di tangannya Arya duduk di samping Fai. Memerintahkan Fai meminum susu lewat tatapannya. "Maafin Papa yang menampar pipi kamu, ya?"

"Maaf karena Papa marah dan melakukan hal yang jahat untuk Fai. Mengeluarkan kata-kata yang menyakiti Fai."

Arya mengusap pipi gembul milik Fai yang baru saja menghabisi susu ibu hamilnya dalam beberapa tagukan. "Fai tau 'kan seberapa Papa sayang sama Fai? Saat itu ... Papa hanya nggak bisa menerima semuanya. Rasanya hati Papa hancur mendengar dan melihat putri yang begitu Papa sayangi harus berakhir dengan hal yang nggak seharusnya."

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang