43 || Firasat yang nyata

763 212 234
                                    

"Percayalah, bahwa terkadang apa yang dirasakan oleh orangtua terhadap anaknya akan selalu menjadi tanda tentang hal yang bersangkutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Percayalah, bahwa terkadang apa yang dirasakan oleh orangtua terhadap anaknya akan selalu menjadi tanda tentang hal yang bersangkutan."

-CAKK, 6 agustus 2021.

Comment yang banyak, biar aku double up /emot batu.

««««»»»»

Raz sampai di rumahnya seraya menggendong Fai ala bridal style. Syifa yang duduk seraya memangku Shafa yang tertidur terlihat begitu khawatir begitupula dengan Arya yang tidak hentinya bolak-balik seraya menelpon orang suruhan yang ia kerahkan untuk mencari Fai.

"Raz, kenapa? Apa yang terjadi sama Fai?" tanya Syifa seraya menurunkan Shafa agar tertidur di sofa.

"Enggak papa, Ma. Pas Aa temuin dia, dia cuma dalam keadaan panik. Pasti karena itu yang buat dia jadi pingsan. Aa bakal bawa dia ke kamar biar istirahat."

"Iya, bawa Adik kamu ke kamar," titah Arya yang mengiyakan pernyataan Raz.

"Mas ...," panggil Syifa seraya mendekat pada Arya, membuat Arya langsung memeluknya, memberi ketenangan pada wanitanya.

"Sstt, Kamu dengar kata Raz, kan? Fai cuma panik. Dia nggak apa-apa. Nggak perlu ada yang kita khawatirkan."

Syifa mengangguk, mengiyakan. Walau hatinya tak bisa memungkiri bahwa masih ada perasaan takut yang tak bisa ia utarakan. "Aku mau ke atas, aku harus ganti pakain Fai. Tolong bawa Shafa ke kamarnya, ya?"

"Dia anak aku juga, kenapa harus segala minta tolong, hm? Shafa biar aku yang urus. Kamu jaga Fai aja. Dan bilang pada Raz aku ingin ngomong sama dia."

"Mas ... ini bukan salah Raz. Nggak usah marah sama dia, ya? Dia juga sama khawatirnya seperti kita."

Arya maju, mencium kening Syifa. "Pergi ke kamar Fai. Dan panggil Raz, hm?".

Syifa melipat bibirnya, tak bisa membantah perintah dari kepala keluarga yang begitu ia cintai. Ia hanya mengangguk dan mulai berjalan ke arah kamar Fai.

Syifa sampai di kamar Fai yang pintunya tak tertutup, di sana ia melihat Raz yang menggenggam tangan lunglai milik Fai. "Raz...."

Raz menengok, tersenyum pada Mamanya. "Maafin Aa yang nggak bisa jaga Fai, ya, Ma."

Tangannya ia ulurkan pada kepala Raz, mengusap rambut tebal yang diturunkan dari Arya. "Ini bukan salah Aa, tidak ada yang patut di salahkan, okei? Sekarang ganti baju dan turun. Temui Papa kamu, dia mungkin sedikit marah, tapi kamu tau itu demi kebaikan kalian, kan? Mama akan urus Fai."

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang