40 || Cinta & Nafsu

1.3K 200 125
                                    

"Pada kenyataannya cinta dan nafsu hanya seperti benang dan rambut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pada kenyataannya cinta dan nafsu hanya seperti benang dan rambut. Tidak ada bedanya. Sama-sama tipis dan mudah untuk diputuskan."

-CAKK, 24 Juli 2021.

Content WARNING (s)⚠️

««««»»»»

Raz selesai mengantar Afsheen. Mereka kini sudah berada di depan gerbang besar panti asuhan. "Kak Raz mau mampir?" tanya Afsheen seraya membuka pintu gerbangnya.

"Hm, sebentar mungkin."

"Mau ketemu Bunda? Bahas donasi untuk panti?" tanya Afsheen lagi.

"Enggak, ini beda," jawab Raz seraya berjalan bersisian dengan Afsheen menuju pintu utama. Sedangkan Afsheen hanya meliriknya, masih merasa bingung dengan omongan dan prilaku berbeda pria itu hari ini.

Dan saat mereka masuk ke dalam rumah dan berhenti di ruang tamu, mereka melihat Ardan juga Mamanya, Lisna.

"Assalamualaikum ...," sapa Afsheen dan langsung mendekati Bunda untuk menyalimi tangannya yang diikuti oleh Raz.

"Waalaikumsalam, akhirnya yang di tunggu pulang. Nak Raz juga, mari duduk dulu, Nak," ujar Bunda menyuruh Afsheen dan Raz duduk di sampingnya.

Saat ingin ikut duduk dan memperhatikan apa yang akan terjadi di depannya. Telpon di sakunya berdering, membuat ia mengurungkan niat untuk duduk.

"Em, sebentar Bun. Aku ada telpon," izin Raz membuat Bunda mengangguk, ia lantas berjalan untuk keluar agar tak menganggu aktivitas di dalam.

"Tante apa kabar? Af dengar dari Ardan kemarin Tante sempat sakit?" tanya Afsheen.

"Tante sudah tua, Nak. Sudah waktunya banyak penyakit menghampiri. Tapi sekarang sudah lebih baik," jawab Lisna dengan lembut. Suaranya terasa serak karena baru saja baikkan.

"Alhamdulillah, Af senang dengarnya. Lalu, Tante punya hal penting? Ingin bicara sama Af?" tanya Afsheen, penasaran akan hal apa yang ingin Tante Lisna katakan bahkan sampai harus datang ke panti di saat keadaannya baru saja membaik.

"Tante punya permintaan untuk Afsheen, apa Afsheen bisa memenuhinya untuk Tante?" ujar Lisna. Afsheen menatap Lisna bingung. Ia juga melirik Ardan untuk meminta membocorkan apa permintaan dari Mamanya itu sedangkan Ardan yang dilirik hanya menaikkan bahunya.

"Permintaan apa Tante? Afsheen bisa memenuhinya jika itu masih dalam batas kemampuan Af."

"Tante sudah tua, sayang. Tante tidak punya siapa-siapa selain Ardan begitupun Ardan kepada Tante. Tante dan suami Tante sama-sama anak tunggal, Suami Tante meninggal saat Ardan masih kecil. Jika Tante pergi nanti, pada siapa Ardan pulang dan berteduh?"

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang