47 || Terimakasih, maaf dan pamit

881 222 157
                                    

"Karena setiap pertemuan pasti selalu memiliki maknanya tersendiri dan memiliki akhirnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena setiap pertemuan pasti selalu memiliki maknanya tersendiri dan memiliki akhirnya sendiri. Entah luka, atau sedih. Perpisahan tidak akan pernah bisa dielakkan."

-CAKK, 22 agustus 2021.

Yahah! Panik nggak? Panik nggak? Panik nggak? Panik yeeee wkwk.

««««»»»»

Dua minggu berlalu dengan cepat, tak ada yang spesial, tak ada yang berubah. Semua terlihat normal. Hanya sifat Fai yang mulai pendiam juga Arya yang mulai luluh memaafkan Fai.

Dan selama dua minggu itu, Fai memutuskan untuk tidak sekolah. Ia memilih meliburkan diri untuk menenangkan diri serta menjauh dari Alard.

Dan di hari minggu ini, Raz diminta untuk menjemput Afsheen agar bisa menemani Fai. Setidaknya Fai selalu bisa tertawa ringan jika sudah membahas banyak hal dengan Afsheen.

"Kak Fai masih belum mau sekolah, Kak?" tanya Afsheen. Mereka sudah duduk berdampingan di dalam mobil.

"Entah kalau senin nanti."

"Semoga senin nanti Kak Fai bisa memulai semuanya dari awal lagi."

"Aamiin. Hm, Shen?" panggil Raz.

Afsheen menoleh, "Iya?"

Raz tersenyum seraya masih menatap lurus pada jalanan, "Selamat dan maaf, ya?"

Afsheen semakin mengerutkan keningnya, dia tidak habis memenangkan sebuah lomba, kenapa ia diberi selamat?

"Selamat? Maaf? Untuk apa Kak?" tanya Afsheen pada Raz.

"Permintaan orang tuanya Ardan. Selamat atas itu, kamu setuju 'kan?"

Afsheen termangu, terkejut karena Raz tahu hal yang sebenarnya ingin ia sembunyikan hingga semuanya benar-benar di tetapkan. "Kak? ...."

"Maaf karena bukan aku orang pertama yang mengucapkan niat baik itu langsung kepada Bunda."

"Kak, bukan gitu. Ini semua permint--,"

"Sejak kecil hingga sekarang, kamu tau perasaan aku nggak akan pernah berubah terhadap kamu," ungkap Raz yang jujur untuk pertama kalinya.

Afsheen speechless. Selama ini, Afsheen kira hanya dia yang menganggap perlakuan khusus Raz lebih dari sekedar perhatian terhadap seorang adik. Namun, nyatanya ia tak sendiri. Perasaan yang ia kira bertepuk sebelah tangan, ternyata mendapat balasan.

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang