48 || Tanpa 'Selamat tinggal'

1K 228 175
                                    

"Bagaimana cara untuk mengakhiri cinta dan kisah yang bahkan belum dimulai ini tanpa kata 'selamat tinggal' ?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana cara untuk mengakhiri cinta dan kisah yang bahkan belum dimulai ini tanpa kata 'selamat tinggal' ?"

-CAKK, 28 agustus 2021.

[Baca note author di bawah sampai habiiis yaaaa <333]

««««»»»»

Saat itu, Fai memang sedang merasa tidak baik. Tubuhnya terus merasa lemas ditambah dengan kepalanya yang terus berdenyut nyeri. Ia kira dia hanya sedang masuk angin atau efek dari penyakit jantungnya.

Karena itu ia pergi ke dapur, membuka kulkas dan meminum air dingin untuk menyegarkan pikirannya. Namun, baru saja ia membuka pintu kulkas, kepalanya berputar sangat kencang, membuatnya merasa bahwa dia tak lagi berpijak pada lantai.

Teriak? Entahlah, tiba-tiba tenggorokannya terasa sangat kering. Dan rasanya, dia sangat sulit untuk membuka mulut. Dia hanya bisa melihat langit-langit yang bergerak tak beraturan hingga punggungnya benar-benar menabrak lantai di bawahnya, menimbulkan dentuman yang keras.

Dan yang ia ingat, ia hanya mampu menutup matanya rapat. Dengan teriakan lirih yang ia dengar dari ujung kepalanya.

Lalu saat ia membuka mata dengan kepala yang masih berdenyut, ia dikejutkan dengan kehadiran dokter yang berdiri bersama Papa nya di samping kasur Fai.

"Dia hanya perlu istirahat dan tidak banyak memikirkan hal berat yang mampu membuatnya stress."

Hanya itu yang ia dengar dari sang dokter sebelum akhirnya meninggalkan kamar bernuansa biru milik Fai. Disusul dengan Syifa, Raz dan Shafa yang memasuki kamar.

Fai masih tidak mengerti apapun, ia benar-benar hanya merasa pusing. Apa yang harus dikhawatirkan dari penyakit biasa itu? Kenapa wajah keluarganya seperti wajah orang tua yang mendapatkan kabar bahwa anaknya memiliki kanker stadium akhir.

"Paa--," panggil Fai. Tapi belum sempat ia memanggil sepenuhnya Arya sudah meninggalkan kamar dengan tangan yang terkepal erat.

Kenapa?

Apa yang terjadi?

Kali ini, apa salahnya?

Semua pertanyaan itu berputar mengelilingi otak Fai, mencari jawaban yang tepat. Namun, Fai pun tak tahu harus menjawabnya bagaimana.

Hingga Syifa mendekat, duduk disampingnya dan menggenggam tangannya. Mengulas senyum khas milik seorang ibu yang selalu menenangkan.

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang