01 || SMA

3.7K 476 39
                                    

"Cintailah lelaki yang juga mencintai dan menjaga ibunya, karena dia pasti juga akan memperlakukan mu sama dengan ia memperlakukan ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cintailah lelaki yang juga mencintai dan menjaga ibunya, karena dia pasti juga akan memperlakukan mu sama dengan ia memperlakukan ibunya."

_____________

"Mama ... Shafa nih, ganggu aku!" Teriak seorang gadis yang berada di kamarnya dilantai atas.

"Adek, sini sama mama nak?"

"Ndak, mama. Mau bantu teteh Fai."

"Bohong mah, adek nggak bantu malah buat aku makin pusing nih!"

Syifa yang mendengar nya, membiarkan. Anak bungsunya itu, semenjak tau kedua kakak kembarnya kembali dari pondok pesantren si bungsu itu makin lengket, selalu saja ingin berada di dekat keduanya, entah Fai ataupun Raz.

Iyaaa, kini Raz dan Fai memiliki satu adik perempuan. Lucu, tentu saja. Saat ini masih kelas 5 SD, sangat menggemaskan untuk dijahili karena sangat cengeng. Namanya adalah Mahreen Shafana Almahyra: perempuan cerdas yang menghiasi hidupnya dengan kejujujuran.

Semenjak kepulangan kakak kembarnya itu, ia selalu saja ingin merapat pada keduanya, bahkan ketika kini keduanya tengah bersiap untuk hari pertamanya disekolah baru.

Sekolah baru? Tentu saja. Karena pada awalnya keduanya berada di pondok pesantren, kini saat mereka kelas 2 SMA mereka menyepakati untuk sekolah formal biasa, agar terbiasa.

"Dede ... Ih gemes banget sama kamu, astaghfirullah!!" Ujar Fai dengan nada gemas yang seperti ingin mencekik seseorang.

"Itu buku-buku teteh jangan dikeluarin. Kan teteh mau sekolah, jangan mentang-mentang kamu libur jadi gangguin teteh ya."

"Dede libur, berarti teteh sama aa juga libur. Ayok main!"

"Nggak bisa dede, kan ini hari pertama sekolah nya teteh sama aa ditempat baru, jadi nggak bisa kalo libur. Nanti sore kita main ya, ama aa juga, oke?"

"Sekarang teteh ...," Jawab Shafa dengan nada bergetar, mulai menangis karena permintaan nya tak dituruti.

Shafa tuh kangen pada kedua kakaknya itu.

"Iya, nanti ya dedekku. Kan sekarang teteh sama aa udah nggak di sekolah jauh, jadi nggak akan ninggalin dede lagi, ini sekolahnya cuma sebentar kok, janji."

Fai merendahkan tubuhnya sehingga sejajar dengan Shafa, lalu menghapus air mata gadis kecil itu.

Hingga pintu samping kamarnya terbuka, menampilkan sosok tinggi nan tampan aa nya. Raz mendekat, lalu tanpa aba-aba menggendong Shafa dan memeluknya didada bidangnya.

Seraya memegang tas nya, ia menggendong Shafa dengan satu tangan dan melangkah ke lantai bawah.

"Nggak boleh cengeng, dede. Nanti sore main sama aa, kita beli es krim, oke?" tanya Raz pada Shafa yang sedang memeluk erat lehernya.

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang