35 || Langkah menuju depan.

924 198 20
                                    

"Karena, saat kita dalam masa terpuruk bukan kata-kata menyalahkan yang kita butuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena, saat kita dalam masa terpuruk bukan kata-kata menyalahkan yang kita butuhkan. Tapi dukungan, semangat dan rasa percaya yang diberikan adalah yang utama untuk kita."

-CAKK, 16 Juni 2021.

««««»»»»

"Raz, lo bisa tenang dikit nggak, sih? Adek lo takut!" ujar Griez menyadarkan Raz. Mobil yang membawa Fai sudah pergi meninggalkan area sekolah, mungkin juga membawa air mata Fai pulang.

Para siswa maupun siswi yang tadi berkerumun kini sudah pergi, menyisakan sepi. Walau tidak sepenuhnya.

Raz menghembuskan nafasnya secara perlahan, menenangkan diri sendiri dari rasa amarah yang baru saja menguasainya. Ia mengacak rambutnya, memejamkan matanya dengan rasa bersalah.

Ia memang merasa bersalah karena untuk pertama kalinya ia meninggikan suaranya kepada Fai. Walau begitu ia merasa benar. Fai sudah dewasa, dia harusnya tahu yang benar dan salah. Dia harusnya tahu yang akan menimbulkan bahaya untuk dirinya. Kali ini, Fai harus ia tegasi.

"Nggak seharusnya lo marahin dia apalagi di tempat umum gini, di depan banyak orang. Dia pasti marah sama lo dan karena perbuatan lo, dia juga pasti malu. Lo boleh marahin dia, tapi lo tau tempat dong, Raz."

"Gue cuma kebawa emosi."

"Gue kira cowok sok keren kayak lo paling bisa ngendaliin emosi," ejek Griez.

"Tentang Fai, nggak ada yang bisa gue kendaliin."

Perasaan Fai, Perubahan Fai, sakit Fai, tidak ada yang bisa ia kendalikan. Tentang Fai, semua diluar kendali. Raz pun tidak tahu harus apa. Ia tidak ingin menyakiti adiknya, tapi dia tidak bisa membiarkan Fai jatuh.

"Karena semua yang ada di diri Fai, milik Fai. Bukan milik lo yang bisa lo atur sesuka hati lo. Kalo lo tau seburuk dan apa yang dirahasiakan Alard, lo harusnya bisa jadi orang pertama yang memberitahu itu, bukannya malah membisu dan membiarkan Fai semakin jauh."

Seharusnya memang seperti itu, jika saja semuanya mudah ia lakukan.

"Sekarang mending lo pulang, deh. Minta maaf ama tuh orang. Dia pasti lagi nangis di kamarnya, iya kan?"

Ya, Fai memang bukan gadis yang sangat manja, tapi dia tetaplah seoarang anak perempuan yang jika dimarahi, dibentak dan disalahkan akan menangis. Menangis, ngambek seharian dan tentu saja mogok keluar kamar. Dan itu sering terjadi.

"Bunda ...," baru saja Raz ingin menjawab 'iya', dia malah mendengar gumaman Griez yang memanggil Bunda.

"Bun-da?" tanya Raz tak yakin. Pasalnya, gumaman Griez sangat pelan, ia jadi tak yakin bahwa itu benar.

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang