46 || Langkah tak sejalan

809 227 176
                                    

"Karena, semua hal yang berharga hanya terlihat harganya saat barang itu menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena, semua hal yang berharga hanya terlihat harganya saat barang itu menghilang."

-CAKK, 20 agustus 2021.

««««»»»»

Bugh

"ARYA."

"PAPA!"

Syifa dan Fai yang baru saja turun langsung berteriak bersamaan saat tangan besar itu berhasil membuat mulut Alard mengeluarkan darah.

Fai berlari, hampir mendekati Ayahnya agar berhenti melampiaskan kemarahan. Namun, sebelum berhasil mendekati keduanya, suara Arya terlebih dahulu menginterupsinya.

"Diam di sana, atau kamu akan lihat Papa membunuh seseorang."

Deg ...

Fai berhenti, berdebar tak karuan saat mendengar ancaman penuh keyakinan dari Arya.

Alard sedikit terbatuk, mengeluarkan darah dari pinggiran bibirnya yang sobek. Ia meringis seraya mulai mencoba berbicara, "Om, sa---,"

Bugh ...

Arya terus memukul Alard, tak perduli jika orang yang ia himpit di antara tembok itu sedang sekarat sekalipun. Ia hanya ingin benar-benar membuat Alard merasakan sakit hatinya. Walau sebenarnya, separah apapun luka di tubuh Alard tidak akan sebanding dengan sakit di dalam hati ia dan keluarganya.

Ukhuk ... Uhuk.

"Om, dengarkan penjelasan saya dulu. Setelah ini, Om bebas melakukan apapun pada saya."

Fai menangis, tak kuasa melihat tubuh babak belur juga mulut yang dipenuhi oleh darah dari sosok tegap Alard.

"Uhuk, saya berani bertanggung jawab, apapun yang terjadi ke depannya. Tapi saya mohon, jangan jauhkan Fai dari saya, Om," Alard memohon. Dia sudah terbiasa dengan luka, dan luka di tubuhnya saat ini tidak akan menjadi penghalang dirinya untuk terus berlari menghampiri Fai.

Arya mendesis, mengeluarkan smirk andalannya. Menatap miris keadaan Alard walau di tatapannya begitu jelas memiliki banyak luka. "Cih, bertanggung jawab, heh? Kamu kira, saya akan memberikan putri saya pada seorang yang bahkan menjaga tanggung jawab pada dirinya sendiri saja tak bisa?"

"Apapun yang terjadi ke depannya? Kamu Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Tuhan saja kamu lupakan, apalagi putri saya yang kapan saja bisa kamu campakkan, iya 'kan?"

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang