30 || Seandainya.

872 189 37
                                    

"Nabi Muhammad SAW tak menyukai umatnya mengumbar kata-kata ''seandainya''

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nabi Muhammad SAW tak menyukai umatnya mengumbar kata-kata ''seandainya''. Bahkan, dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya, kalimat lauw (seandainya) membawa kepada perbuatan setan.''

-CAKK, 27 Mei 2021.

«««««»»»»

Walau begitu, ia masih bisa menunjukkan smirk-nya. Ia menatap Raz tanpa kenal takut, lalu menjawab. "Gue belum ngapa-ngapain, tapi dia udah pingsan."

Bug ...

Kali ini, bukan rahang yang bergeser, namun darah segar yang mencuat keluar dari sisi bibir Alard akibat tonjokan dari Raz.

Raz benar-benar di ambang batas, kemarahan nya memuncak namun juga sedih luar biasa. Adiknya itu, Fai nya baru saja keluar dari rumah sakit. Dan kini, sudah pingsan entah apa akibatnya.

"Apa maksud lo?!"

Alard berdecih. Namun, walau masih dalam kukungan Raz ia tak berusaha melepaskan diri. Ia hanya mengangkat tangannya untuk mengusap darah yang terasa anyir di bibirnya.

"Maksud gue? Nggak ada, sih. Pacar lo--- ah, iya. Maksud gue, adek lo. Sempurna untuk gue jadikan mainan, kan?" ujar Alard dengan sengaja menekankan kata 'adek lo' di depan Raz. Tak memperdulikan perasaan hati seseorang di hadapannya itu.

"BAJINGAN!"

Dug ...

Raz mengangkat kerah yang ia cengkram, lalu dengan tanpa belas kasih ia membenturkan kepala Alard ke lantai tepat dibawah kepala itu. Membuat Alard meringis linu, begitupula dengan Afsheen dan Fai ----yang ia papah---- yang baru saja keluar.

"AA!" teriak Fai begitu terkejut melihat kemarahan Raz.

"Gue nggak akan biarkan lo lakukan hal itu sama adek gue, sialan!" ujar Raz yang langsung berdiri.

Raz menghampiri Fai, membingkai wajah Fai dengan wajah penuh kekhawatiran. "Kamu nggak papa? Kita bisa ke rumah sakit sekarang."

Fai melongok sedikit ke belakang Raz, memperhatikan Alard yang sedang mencoba bangkit dengan memegang kepalanya.

"Hm, nggak papa kok, A. Ayo ke kelas aja, udah ramai," jawab Fai saat kini mereka berlima mulai dijadikan tontonan.

Afsheen dan Fai berjalan terlebih dahulu menuju kelas, sedangkan Raz memandang Alard dengan kilatan penuh permusuhan.

"Ingat kata-kata gue barusan!" tutur Raz dengan nada penuh ancaman. Setelah itu ia menyusul Fai dan Afsheen.

Sedangkan dibelakang nya, Alard mendecih sinis, bibirnya yang sobek mengeluarkan smirk. "Siapa lo berani merintah gue, Raz?"

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang