"Karena pria sejati bukan dia yang mengumbar janji manis pada setiap wanita yang ia temui. Tapi mendatangi langsung orang tua gadis yang ia cintai."
-CAKK, 17 juli 2021.
««««»»»»
Satu hari berlalu. Kini adalah waktunya pemakaman Aurora yang dihadiri oleh keluarga mereka. Sejak awal, Alard hanya diam. Mengunci rapat bibirnya, dengan pandangan kosong mengarah pada tanah yang sudah menutupi tubuh kaku Aurora.
Ayahnya; Dewa, dan Bunda tirinya yang juga Bunda dari Griez; Nadin, hadir bersama tanpa si kecil yang selalu bersama mereka. Begitupula dengan Raz, Fai, Afsheen juga Griez. Mereka menghadiri pemakaman itu bukan karena di undang oleh Alard, tapi karena ajakan dari Fai.
Fai berdiri di belakang kedua orang tua Alard dan di samping Raz. Ia hanya bisa melihat Alard dari jauh. Pemuda itu, seperti tak lagi memiliki gairah untuk hidup. Dan Fai sedih melihat itu.
"Mas, ayo kita pulang. Clau pasti mencari kita," ajak Nadin. Membuat semua yang di sana menengok padanya terkecuali Alard.
Griez menatap tak suka saat mendengar penuturan Bunda nya itu. Walau bagaimanapun, seseorang yang sudah terkubur dibalik tanah itu adalah anak kandung suaminya sendiri. Tak ada hatikah perempuan itu mengajak suaminya pulang bahkan ketika bunga belum tertabur di tanah yang menggunung itu?
"Tante, biarkan Om Dewa menaburkan bunga untuk Aurora. Aurora begitu ingin melihat Ayahnya bahkan di akhir-akhir nafasnya. Tak bisakah Tante membiarkan Ayahnya Aurora melakukan itu walau hanya sekali?" ujar Fai membuka mulut. Ia tak habis pikir dengan drama keluarga di depannya. Tante itu seorang ibu juga, kan? Dia orang tua, seharusnya dia tahu rasanya kehilangan seorang anak.
"Saya tidak pernah melarang suami saya melakukan itu. Jika dia ingin, dia pasti akan melakukannya. Saya hanya bilang, kemungkinan anak kita mencarinya. Jadi kita tidak bisa berlama-lama di sini," jawab Nadin dengan santai. Tak memperdulikan reaksi di sekitarnya.
"Bunda! Berhenti bersikap layaknya seorang antagonis di dalam sebuah cerita!" titah Griez seraya menarik lengan Bundanya.
"Bunda tidak melakukan kejahatan pada siapapun, Ezzle. Kenapa kamu bilang Bunda bersikap seperti antagonis?"
"Nadin, cukup!" titah Dewa.
"Aku benar, kan, Mas? Aku nggak melakukan kejahatan. Kenapa mereka memojokkan seperti akulah yang salah di sini?" ujar Nadin mencari pembelaan.
Di belakangnya terjadi keributan, tapi Alard sungguh tidak perduli akan keributan tak penting itu. Ia hanya sibuk menaburkan bunga pada tempat terakhir milik adiknya. Wajahnya kaku, tak ada ekspresi apapun di wajah dingin itu. Auranya bahkan semakin gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[As3] Cerita Aku, Kamu Dan Kita
Teen Fiction📍WARNING📍 Baca terlebih dahulu : MJWB dan Beside You. [Tamat] Spiritual- Romance- Fiksi remaja. _________ "Mati nggak akan membuat lu lebih tenang. Ya. Oke, masalah yang lu hadapi bakal hilang, tapi semua yang lu lakuin didunia ini bakal ada pert...