27 || Berlari untuk istirahat

983 196 34
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo boleh kok berlari, tapi jangan lupa untuk sedikit istirahat. Setelah perjuangan lo seberat dan selama ini, gue yakin ... didepan sana pelangi menanti lo. Tersenyum dan merenggangkan tangannya untuk menyambut lo didalam pelukan nya."

-CAKK, 23 Mei 2021.


««««»»»»

Pagi ini adalah hari kedua Raz berada di sekolah tanpa Fai. Ia datang lebih pagi karena merasa tak ada yang bisa ia lakukan di rumah.

Lorong sekolah bahkan masih sangat lengang, hanya ada beberapa segelintir orang yang lewat karena datang sepagi dirinya.

Ia berjalan santai dipinggir lorong dengan headset di telinganya dan kedua tangan yang tersimpan di dalam saku celananya.

Namun, belum sampai ia dikelasnya, punggungnya terasa ditabrak oleh seseorang, terbukti dengan suara rintihan dibelakangnya.

Raz memutar balik tubuhnya. Namun, yang terlihat hanya seorang siswi dengan cardingan rajut berwarna putih tulang juga masker medis terlihat diantara hidung dan bibirnya.

Ia tak terlalu banyak mengenal seluruh isi sekolah ini, namun seseorang di depannya seperti tak asing, namun ia pun tak yakin.

"Ck, suka banget sih lo bikin gue jatuh!"

Ah, suara itu. Suara penuh decakan yang selalu ia dengar dari seorang perempuan yang bernama Griez.

Raz menaikkan satu alisnya, merasa aneh melihat penampilan gadis didepan nya. Tidak hujan, tidak panas, badai pun tidak. Namun, ada apa dengan cardingan dan masker yang bersemayam di tubuh gadis tersebut?

"Gue udah jalan bener, dipinggir, nggak ganggu yang lain. Lo aja yang caper nabrak gue mulu."

Griez yang mendengar jawaban tak masuk akal dari Raz langsung berdiri tegak menghadap Raz. Mendongak menatap Raz yang lebih tinggi darinya, "Cih! Caper kata lo? Mending gue jalan diselokan daripada harus cari perhatian sama cowok sok alim kek lo!"

"Kalo gitu, kenapa lo ada disini? Harusnya lo ada di selokan depan gerbang sana, kan?" balas Raz dengan sinis.

Raz sebenarnya tak terbiasa bicara sinis seperti ini terutama pada perempuan, hanya saja entah kenapa jika bertemu dengan perempuan satu ini rasanya adu bacot pun ia akan tanggapi.

"Tapi kelas gue disana, bukan diluar," jawab Griez seraya tangannya mengacung ke belakang Raz.

"Kalo gitu, harusnya lo lihat gue dengan jelas, kan? Atau mata lo punya rabun jauh?"

"Kenapa lo harus lewat lorong ini? Lorong seberang, kan, bisa!"

"Karena gue abis dari parkiran. Lo? Lo apa?"

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang