34 || Rahasia dan bentakan.

1K 206 26
                                    

««««»»»»

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

««««»»»»

Griez seharusnya kembali tepat setelah bel tanda istirahat berakhir berbunyi. Namun, saat melewati musala sekolah ---yang jarang ia lewati--- ia merasa ada sesuatu yang janggal. Musala saat bel masuk seharusnya menjadi tempat kesekian yang sepi diantara ruangan disekolah ini, tapi nyatanya ia malah mendengar suara seseorang yang seperti sedang berbicara.

Ia memberanikan diri mengintip disela dinding. Dan saat menemukan mereka, ia melihat seorang siswa yang menunduk tepat di depan seorang siswi. Ia masih tidak mengetahuinya, tentu karena dia berada di belakang mereka.

Siapa?

Tanya itu yang mungkin kini sedang terpatri didalam pikiran Griez saat ini. Menanyakan siapa yang sedang asik berpacaran di depan musala. Sebenarnya dia, sih, yang tidak ada kerjaan mengintip seseorang. Tapi namanya juga penasaran, Griez mana bisa menolak. Lagipula, perempuan itu seperti tidak asing di penglihatannya. Tapi ... siapa?

"Tap-- hmph! Sama aja! Kak Alard nggak bisa bohongin aku. Pokoknya aku nggak mau bolos lagi."

"Gue nggak ngajak lo bolos, Fai."

"Terus apa?"

"Ninggalin pelajaran."

"Ih, sama aja!"

Fai? Alard?!

Griez mendadak tidak percaya pada apa yang ia lihat didepan sana. Fai, si adiknya cowok julid sama berandalan sekolah? Wah! Bukankah ini berita baik?

"Wah, cocok buat umpan cowok sok alim, nih," gumam Griez seraya tertawa.

Mereka sudah seperti mengenal sejak lama, padahal Griez yakin mereka juga pasti baru tahu sekadar nama, mungkin. Walau terlihat seperti Fai yang ditindas dan menjadi korban bully sebenarnya mereka cocok juga. Walau aura kelam Alard tak hilang sepenuhnya setidaknya itu sedikit memudar karena kelembutan dan sifat baiknya Fai. Ya--- katakan saja Griez sok tahu, dia hanya mencoba menyampaikan pandangan dari sudut pandangnya, kok.

Interaksi mereka memang sedikit berlebihan, sih ---Alard lebih tepatnya--- tapi, mungkin memang cara nya Alard seperti itu, kan? Dan saat Alard pergi meninggalkan Fai yang termangu, ia berbalik dan berjalan menuju kelasnya.

Yah, setidaknya ia sudah mendapatkan satu fakta untuk membalas si cowok julid itu. Bukan membalas dalam artian buruk, sih. Dia hanya ingin menyumpal mulut si cowok alim itu. Awas saja dia!

««««»»»»

Bel pulang berbunyi, Griez dan Mei sudah berjalan di lorong untuk menuju gerbang sekolah. Namun, di banyaknya segerombolan siswa dan siswi ia melihat Raz dengan tas yang menggantung disisi pundak nya. Dan bagusnya dia sendiri. Tanpa Fai dan gadis beasiswa ---Afsheen.

[As3] Cerita Aku, Kamu Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang