YANG SULIT ITU BUKAN JARAK, TETAPI MEMBUAT JARAK ITU TERASA SEMU.
--RINJALANG--Baik Galang maupun Rinjani, mereka berdua sama-sama bungkam. Telepon sudah terhubung, tapi tidak ada yang bersuara. Sampai akhirnya Galang menghela napas dengan keras, bahkan Rinjani bisa mendengarnya.
"Kalau diem aja ngapain telepon? Buang-buang pulsa."
Rinjani tersenyum kala mendengar suara di seberang sana. Suara yang sangat ia rindukan.
"Rinja? Kamu gak tidur, kan?"
Rinjani masih terdiam, matanya mulai berkaca-kaca tapi senyumnya tak pernah pudar.
"Aku kangen." Hanya dua kata itu yang sanggup gadis itu katakan. Itupun sangat lirih. Dan dua kata itu juga yang membuat tubuh Galang bergetar. Ingin sekali rasanya ia berlari menemui gadisnya lalu memeluknya sambil mengucapkan, "gak usah kangen lagi, aku disini." Tapi itu tidak mungkin. Galang bukan bangsa vampire yang bisa berlari secepat kilat.
"Kamu kenapa gak pernah hubungin aku? Udah dapet bule, ya? Kamu gak inget omongan aku waktu itu? Kalau kamu cari bule Australia aku bakal-"
"Iya, iya, inget. Siapa sih yang nyari bule kalau yang lokal aja udah secantik kamu?"
Rinjani yang semula mellow langsung terkekeh mendengar gombalan receh pacarnya. "Bisa aja. Eh, tapi aku nanya serius, kenapa gak hubungin aku?"
Galang terdiam di seberang sana.
"Emangnya kamu nungguin?"
"Ya iyalah! Gimana sih? Kamu keluar negeri tapi gak pernah ngehubungin." Galaknya Rinjani sedikit keluar.
"Lah, kamunya udah tau pacarnya mau pergi malah gak nemuin di Bandara. Malah nungguin cowok lain di rumah sakit."
Deg.
Rinjani tertampar mendengar kata-kata Galang. Bagaimana Galang bisa tahu?
"Jangan nanya aku tau dari mana."
Dan Rinjani mendadak ingat saat dirinya melihat postingan Juna, tepat waktu pagi Juna sudah sadar. Rinjani sangat terkejut waktu itu, tapi ia tidak berniat untuk meminta Juna menghapus postingan itu.
"Lang, kayaknya kamu salah paham."
"Bagian mana yang salah?"
"Pertama, aku bukannya gak mau nemuin kamu, aku udah mau pergi bahkan. Tapi mamanya Juna tiba-tiba dateng ke rumah terus maksa aku buat nemenin Juna yang mau operasi. Aku gak bisa nolak, hp aku ketinggalan makanya gak bisa ngabarin kamu. Tapi aku sempet ke Bandara tapi telat. Aku ketemu sama orang tua kamu dan Titi. Kamu tau? Ayah kamu udah restuin kita." Galang diam saja mendengar penjelasan panjang dari Rinjani. Tapi Rinjani tetap melanjutkan. "Kedua, soal postingan itu. Itu sama sekali gak kayak yang kamu pikirin. Aku emang nungguin Juna, dan gak lebih. Aku juga gak tau Juna ngambil foto dan posting di Instagram." Galang masih tetap diam.
Rinjani jadi frustasi sekaligus takut, "Lang, jangan diem aja dong." Hening. "Sayang?" dan Rinjani mulai merengek.
"Kamu gak mau ngomong, nih? Yaudah aku mat-"
"Maaf."
"Hah?" Rinjani jadi linglung. Dari tadi cewek itu memberi penjelasan, tapi kenapa di balas maaf?
"Maafin aku, By."
"Maaf buat apa?"
"Enggak, aku cuma mau minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJALANG [Completed]
Teen FictionGak ada salahnya untuk mendukung penulis dari nol, jangan tunggu viewers banyak dulu baru baca. Challenge nya, baca cerita ini sampai 5 chapter dulu, sanggup? ------------- Rinjani. Bukan nama sebuah gunung, melainkan nama seseorang. Ya, Rinjani Fa...