APAKAH AKU HARUS BERHENTI KETIKA AKU SEDANG KUAT-KUATNYA BERLARI?
--RINJANI FABYOLA--Ujian kenaikan kelas sudah di depan mata. Sebentar lagi, mereka harus tempur demi mendapatkan sebuah nilai yang memuaskan. Jika mereka memilih untuk bermalas-malasan, maka tinggal kelas yang akan menjadi jaminannya.
Dan Rinjani tidak ingin itu terjadi, tidak ada kata tinggal kelas dalam kamus hidupnya. Maka dari itu, kini dia dan sahabatnya tengah mempelajari contoh-contoh soal yang sekiranya keluar di soal ujian nanti.
Hari ini free class seharian karena guru sedang ada rapat. Meskipun beberapa hari lagi ujian di mulai, tetap saja masih banyak murid yang cuek, mereka lebih memilih untuk mengisi perutnya ke kantin atau sekedar bergosip-ria dengan temannya.
"Rinja," Dara memanggil sahabatnya itu. Rinjani benar-benar sangat serius, mungkin sebentar lagi kertas-kertas itu akan masuk ke dalam kepalanya.
"Rinjani!" Dara meninggikan suaranya membuat Rinjani yang sedang fokus tersentak kecil.
Rinjani berdecak, "apa sih, Dar? Gue lagi fokus ini," sahutnya tanpa memalingkan wajah dari kertas soalnya.
"Gue laper, kantin, yuk? Kita udah tiga jam belajar lagi, kepala gue rasanya mau pecah." Aku Dara, kalau kalian bisa melihat, kepala dara sepertinya sudah mengeluarkan asap.
Rinjani menggeleng kukuh, "kagak, gue masih mau belajar. Kalau laper, lo ke kantin aja sendiri."
"Tapi, kan gue males sendirian."
Rinjani mendekati wajah masam sahabatnya, "D-L!" tekannya lalu kembali berkutat dengan kegiatannya.
Dara berdecak keras, lalu membalikkan tubuhnya kebelakang, menghadap ke arah Kemal yang asik memainkan ponselnya.
"Kemal!" panggilnya.
Sontak Kemal menoleh, "iya, apa, Sayang?" sahutnya lalu terkekeh. Mungkin itu hanya bualan semata, namun sukses membuat jantung Dara terasa nyeri.
Bukan hanya Dara yang kaget, Rinjani juga, ia menoleh ke belakang dengan cepat.
"Cieee.... udah move on lo dari gue?" tanyanya sembari tersenyum menggoda. Dara sendiri sudah salah tingkah di tempatnya.
"Belum, sih, tapi gue lagi usaha. Lagian gue sadar kalau lo itu lebih bahagia sama Galang," Uuar Kemal, lalu dia menatap Dara, "lagian udah ada ni bocah, jomblo lagi."
"Ha? Gimana?" Dara semakin kelabakan. Apakah tadi itu semacam pernyataan cinta? Entah, lah.
Bukannya menjawab Kemal malah bangkit dari duduknya lalu menarik lengan Dara, "katanya mau ke kantin, yuk gue temenin," katanya dengan senyuman yang teramat manis.
Masih dengan tampang cengo, Dara mengikut saja.
Alhamdulillah, akhirnya Kemal sadar juga. Kasian temen gue kalau bertepuk sebelah tangan mulu.
🌿
Galang duduk dengan gelisah di kursi kantin. Ia barusan ke toilet dan mendapat kabar bahwa adik kesayangannya sedang sakit dan anak itu menolak meminum obat kalau tidak ada Galang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJALANG [Completed]
Teen FictionGak ada salahnya untuk mendukung penulis dari nol, jangan tunggu viewers banyak dulu baru baca. Challenge nya, baca cerita ini sampai 5 chapter dulu, sanggup? ------------- Rinjani. Bukan nama sebuah gunung, melainkan nama seseorang. Ya, Rinjani Fa...