Chapter 9

200 40 10
                                    

DENGERIN MULMEDNYA YA. POKOKNYA MEWAKILKAN PERASAAN GALANG BANGET.
-----------------------------------------------------------

FIKS. DIA JODOH GUE!
--GALANG AUFARISKI--

Sesuai janji, saat ini Rinjani tengah menemani Galang berkeliling SMA Tunas Kelapa untuk sekedar melihat-lihat. Atau sekedar modus belaka Galang saja, ya? Lihat saja, sedari tadi Galang terus saja menjahili Rinjani atau hanya menatap cewek itu lekat-lekat.

"Ck! Kakak mau keliling SMA atau gangguin aku sih?! Aku males nih!" decak Rinjani jengah. Sedangkan Galang, cowok itu malah tertawa.

Tiba-tiba saja Rinjani menghentikan langkahnya, ia terpaku sambil menatap lurus kedepan. Galang mengernyit dan mengikuti arah pandang Rinjani. Kernyitannya semakin dalam, namun dengan ekspresi yang berbeda dari sebelumnya, Galang menampakkan wajah tak sukanya.

Fathur Gionino. Cowok itu tengah berjalan beriringan dengan seorang cewek yang terlihat sangat bahagia. Syvanya mengusap rambut cowok yang ada disampingnya itu dengan lembut sambil terus tersenyum.

Sesak.

Itu yang dirasakan Rinjani saat ini. Jika kalian ada diposisinya, kalian akan mengerti bagaimana rasanya melihat orang yang kamu sayang tengah bermesraan, tepat didepan matamu, untuk yang kesekian kalinya.

Rinjani masih terus memperhatikan pasangan itu sampai mereka berdua hilang dibalik tikungan yang berada di samping ruang kelas itu.

Rinjani menghela napas.

Apakah ia harus melupakan saja cowok itu? Tapi ia benar-benar menyukainya. Entahlah, ia hanya tidak rela melihat cowok itu bersama cewek lain, namun ia bisa apa? Untuk melarang pun ia tidak punya hak. Lagian akan terasa aneh bukan, jika tiba-tiba Rinjani menghampiri mereka berdua dan mengatakan kekesalannya? Secara, Fathur tidak pernah memiliki perasaan pada Rinjani.

"Aku mau kekelas aja deh, Kak, lain kali aja tour-nya, ya?" ujar Rinjani dengan suara yang lemah, membuat Galang semakin mengernyitkan dahinya, alisnya nyaris menyatu.

"Kenapa? Lo sakit? Kok lemes gitu?" tanya Galang yang sedikit khawatir ketika melihat tubuh Rinjani yang lemah.

Rinjani menggeleng, lalu tersenyum paksa. "Aku gak apa-apa, aku baru inget kalau ada tugas. Dah, Kak," pamitnya langsung berbalik dan melangkah pelan.

Belum sampai tiga langkah, Galang menahan lengan Rinjani dan berdiri didepannya dengan wajah bingung. Rinjani menghela, menatap cowok yang menghadang jalannya dengan jengah.

"Kenapa lagi, Kak? Aku mau ke kelas," ujarnya.

Galang menggeleng. "Bohong. Pasti ada apa-apanya, jujur sama gue," tuntut Galang.

Rinjani bergeming. Antara kesal dan bingung ketika menatap manik cowok itu yang begitu lekat menatapnya, seolah ada sesuatu yang ingin tersampaikan dari tatapan itu.

Kemudian..... Galang menautkan jemarinya dan menggenggam tangan Rinjani.

🌿

"Woi! Beliin gue es krim dong."

Rinjani yang tengah asik menonton televisi sedikit terlonjak kaget ketika tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sampingnya dan merebut remote dari tangannya dengan kasar.

Rinjani menatap kakaknya. "Tapi hujan, Kak," sahutnya.

Regita berdecak. "Gak deres, kan, hujannya? Udah sana ke Supermarket beliin gue Cornetto," suruhnya pada adiknya itu.

RINJALANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang