Chapter 1

1.1K 66 33
                                    

BERADA DIDEKATMU SAJA SUDAH MEMBUATKU SEPERTI INI.
--RINJANI FABYOLA--

INDONESIA
MERAH DARAHKU
PUTIH TULANGKU
BERSATU DALAM SEMANGATMU

INDONESIA
DEBAR JANTUNGKU
GETAR NADIKU
BERBAUR DALAM ANGAN-ANGAN
KEBYAR KEBYAR
PELANGI JINGGA

.........

Suara gema nyanyian milik Gombloh yang berjudul kebyar-kebyar itu menggema di seluruh penjuru lapangan SMA Tunas Kelapa. Terdapat sepuluh orang yang sedang bernyanyi lantang dengan membawa bendera Smaphore dikedua tangan mereka. Dengan lihai, mereka menggerakkan bendera itu sesuai koreografi yang telah dipelajari sebelumnya.

Seluruh lampu dimatikan. Kemudian, masuk pula sepuluh orang lainnya menuju tengah lapangan dengan membawa obor ditangan, berjalan dengan gagah dan langkah pasti. Pasukan obor itu kemudian mulai menghidupkan obor mereka masing-masing, tentu saja dengan aturan. Saat kesepuluh obor itu sudah menyala, satu persatu dari mereka menyebutkan bunyi dari 'Dasa Darma Pramuka' dengan tegas dan lantang. Setelah itu pasukan obor bersama-sama menaruh obor-obor mereka ke tumpukan api unggun yang sudah tertata didepan mereka.

Setelah obor sudah membakar api unggun, baik pasukan Smaphore dan pasukan obor kembali meninggalkan tengah lapangan secara teratur. Kemudian masuk tiga orang cowok kearah api unggun untuk menyiramkan minyak ke api, seketika membuat api yang awalnya kecil menjadi besar. Di malam yang dingin ini, api unggun setinggi tiga meter itu cukup menghangatkan.

Diantara sepuluh pasukan Smaphore tadi, ada seorang gadis yang bernama Rinjani Fabyola, seorang cewek yang sangat mencintai dunia kepramukaan sejak kelas lima SD.

Rinjani Fabyola atau yang kerap dipanggil dengan Rinja itu adalah seorang gadis cantik yang terkenal dengan sifat galak dan tegas, tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya Rinjani itu tipikal cewek yang mudah menangis, ia sangat pintar menyembunyikan kelemahannya dihadapan banyak orang.

SMA Tunas Kelapa, dari namanya saja sudah tertebak jika sekolah ini memang mengedepankan bidang Pramuka. Sekolah ini mewajibkan para siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler Pramuka wajib saat duduk dikelas 10.

Dan malam ini sedang dilangsungkan upacara api unggun yang dilaksanakan tepat tengah malam. SMA Tunas Kelapa tengah mengadakan kegiatan kemah blok dengan murid kelas 10 yang menjadi pesertanya, itu dilakukan rutin setiap tahunnya, acara ini akan dibantu dengan Pramuka inti yang di dominan para murid kelas 11 dan 12.

"Gila, keren banget perform pacar gue!" seru Kemal sembari mengguncangkan tubuh Rinjani kuat.

Plak!

Satu pukulan mendarat di wajah Kemal, membuat cowok itu nyaris terjengkang kebelakang.

"Apaan lo guncang-guncang badan gue! Lo pikir gue obat yang dikocok sebelum diminum!" bentak Rinjani tertahan, sebab tidak mungkin ia menunjukkan sikap kurang baik dihadapan anak-anak Pramuka lainnya, terlebih lagi mereka semua adalah juniornya.

"Terus maksud lo apa ngomong gue pacar lo?! Sejak kapan gue pacaran sama anak kuda nil?!"

"Yeu, lo mah gak bisa bikin gue seneng banget. Anggap aja gitu kita pacaran." Kemal mengerucutkan bibirnya, sok sedih.

"Apaan muka lo kaya gitu? Mau gue tabok lagi pakai kayu api unggun biar gosong tu maka, hah?!"

"Jangan gitu dong, ntar muka gue gak ganteng lagi,"

"Sejak kapan lo ganteng?" Rinjani bertanya remeh.

"Ih lo mah suka gitu, males deh gue." Kemal menunjukkan ekspresi menjijikkan yang membuat Rinjani berniat untuk memasukkan Kemal kedalam api unggun.

"Ngomong lagi bener....." Rinjani menghentikan kalimatnya setelah melihat seseorang yang tengah berdiri di samping kemal. Rinjani menjadi salah tingkah, ia menunduk malu.

"Hai, Rin," sapa cowok itu. Mendengar suaranya saja sudah membuat bulu Rinjani meremang. Tak kuasa menjawab, Rinjani hanya membalas dengan senyuman.

"Kenapa jadi kalem lo? Tadi aja marah-marah," Kemal berceletuk kesal. Pasalnya Rinjani pasti akan mendadak jinak jika bersama 'dia' sedangkan dengannya, sudah seperti megalodon yang masih dipertanyakan keberadaanya.

"Apasih, siapa yang marah-marah?" sahut Rinjani santai namun matanya menatap tajam Kemal.

"Dahlah males gue sama lo," balas Kemal dengan ekspresi miris meninggalkan Rinjani dan cowok itu.

Idiot! batin Rinjani kesal.

Canggung. Itulah yang dirasakan oleh Rinjani saat ini. Ah! Kenapa selalu seperti ini? Kenapa ia tidak bisa bersikap sedikit lebih santai?

"Keren." Akhirnya Fathur bersuara, membuat Rinjani mendongak menatap tubuh cowok jangkung itu.

"Hah?" Rinjani menatap bingung Fathur. Memang setiap bersama Fathur ia akan mengalami penyakit tulalit secara mendadak.

"Iya keren, maksud gue penampilan Smaphore lo tadi." Fathur tersenyum manis, sangat manis.

Tes

Ada yang jatuh tapi bukan air.
Rinjani mimisan!

"Eh. Rin, kenapa? Lo mimisan!" Fathur berseru kaget. Spontan Rinjani menyentuh lubang hidungnya yang sudah dialiri oleh darah.

Mimisan lagi ni? Goblok! rutuknya dalam hati. Merasa mempermalukan diri sendiri.

TBC

Kasih tau kalau ada typo di cerita ini guys:)

Rinjani Fabyola

Rinjani Fabyola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fathur Gionino

Kemal Prasetyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemal Prasetyo

Kemal Prasetyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RINJALANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang