Chapter 24

100 20 2
                                    

APA YANG BERSAMAMU, BELUM TENTU UNTUKMU. BISA SAJA ITU HANYA SEKEDAR TITIPAN SEMENTARA
--RINJANI FABYOLA--

Galang berdiri di ambang pintu kamar Airin yang sedang membelakanginya. Sungguh, ia sangat malas. Kalau bukan karena sang ayah, tidak mungkin Galang mau menginjakkan kakinya disini.

"Ck! Drama queen!" Galang berdesis sembari berjalan mendekati ranjang. Gadis ini, sudah merepotkan, manja pula.

Merasa mengenali suara itu, Airin dengan semangat membalikkan tubuhnya dan langsung duduk, melupakan sakit di kepalanya. Demi apapun dia sangat senang! Menurutnya, ia hanya akan bisa membayangkan cowok itu datang menjenguknya dan ternyata semua itu bukan sekedar khayalan.

"Galang, kamu dateng?" Airin masih merasa tidak percaya.

Galang mendengus malas, "kagak! Bego banget pertanyaan lo sumpah. Gue disini dan lo nanya 'gue dateng' basi tau, gak?"

Airin tersentak. Sungguh, lah, hati gadis itu teramat lembut, sentitif, dan barusan Galang menyakiti hatinya. Namun, Airin memaksa untuk tersenyum.

"Kamu tau aku sakit Galang?" pertanyaan Airin semakin membuat Galang muak.

"Iya! Dan lo tau apa? Bokap gue yang nyuruh buat jengukin lo." Galang menjawab dengan santai, tidak memperdulikan raut gadis itu yang berubah sendu.

Oh. Jadi karna terpaksa, ya...

"Udah, ya, gue balik."

Jelas Airin kelabakan, ia baru bertemu dengan Galang, tidak mungkin secepat itu. Dengan kepala yang sedikit berdenyut, Gadis itu memaksakan diri untuk mencegah cowok yang sudah berjalan melewati pintu kamarnya.

"Galang! Tunggu!" panggilnya, namun sama sekali tidak di dengarkan oleh Galang.

Galang menghentikan langkahnya yang hendak menuruni tangga ketika telinganya mendengar suara rintihan yang di sertai dengan suara tubuh yang jatuh. Dan, yap! Airin pingsan. Galang kali ini menghembuskan napas dengan sangat kasar.

"The real meresahkan." Galang mendesah berat sembari mengacak rambutnya frustasi sebelum dia mengangkat tubuh ringan itu kembali ke ranjang queen size nya.

Tak jauh dari sana, tepatnya dari salah satu ruangan yang juga ada di lantai dua, Vincent menatap kejadian itu dengan tersenyum puas.

"Gak sia-sia usaha papi untuk bikin kamu gak terpuruk lagi,Ssayang," ujarnya lalu kembali memasuki ruang kerjanya untuk kembali berkutat dengan berkas-berkas penting itu.

Pertanyaannya; apakah sejak awal Vincent mengetahui bahwa Galang adalah anak laki-laki dari rekan bisnisnya?

Dan jawabannya adalah iya. Sebenarnya Vincent sudah berniat untuk mengenalkan putri kesayangannya pada anak dari rekan bisnisnya itu. Menurutnya pasti Galang akan mampu menggantikan posisi kekasih putrinya yang meninggal satu tahun yang lalu. Maka dari itu dia mengatur rencana dengan menawarkan bantuan pada perusahaan Salman agar suatu saat Vincent bisa menggunakannya sebagai senjata. Picik? Ya. Memang seperti itulah watak dari pemilik perusahaan Jaya Abadi.

Namun, sepertinya takdir juga turut andil dalam rencananya. Entah bagaimana bisa putrinya lebih dulu mengenal Galang, padahal Vincent belum melakukan apapun.

RINJALANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang