KEBERSAMAAN INI YANG AKAN KITA RINDUKAN NANTI.
--RINJALANG--Airin menggigit sudut bibirnya, tangannya dingin dan sedikit basah, dadanya juga naik turun sedari tadi. Gadis berseragam SMA itu ingin menemui seseorang. Dia ingin meluruskan semuanya, agar cowok itu tidak semakin membencinya nanti. Huh! Walau sebenarnya itu berat, tapi Airin tidak ingin egois, cowok itu sama sekali tidak menyukainya, lalu dia bisa apa?
"Ayo, Airin. Jangan takut. Niat kamu udah baik, kok."
Satu langkah, dua langkah, tiga langkah...
"Ahh! Aku gak berani," katanya seraya menurunkan tangannya yang ingin mengetuk pintu. Tangannya memukul-mukul kepalanya sendiri.
"Apa aku balik, aja? Tapi udah sampai depan pintu, tanggung banget." Ah, Airin jadi bingung sendiri, sedikit kesal dengan dirinya yang se-penakut itu.
Sibuk menggigiti kukunya sambil melihat ke
bawah, Airin sampai tidak sadar kalau pintu apartemen itu sudah terbuka, menampilkan seorang cowok yang sama-sama memakai seragam SMA. Cowok itu hanya menatap datar di tempat. Hingga akhirnya...Tak!
Dahinya di ketuk oleh Airin yang berniat untuk mengetuk pintu. Wajah Galang langsung tajam dan itu membuat Airin meneguk salivanya dengan tangan yang masih menggantung di udara.
"E-eh, hehe, m-maaf. Tadi aku mau ketuk pintu, tapi keburu kamu nongol," kata Airin takut-takut.
Galang berdecak malas, "malah nyalahin gue. Lo mau apa, sih? Gak puas lo selama ini buat masalah di hidup gue? Dan sekarang, lo nyamperin gue ke apartemen."
Cewek itu menundukkan pandangannya. Ini yang dia takutkan, Galang akan mencercanya. Sabar dong, Lang! Airin mau minta maaf, itu. Gak usah pakai otot dulu.
"Kalau lo diem, gue tinggal!"
Sontak, Airin langsung panik, "jangan! Ada yang mau aku omongin," cegahnya.
Lagi, Galang berdecak. Kali ini lebih keras. "Apa lagi? Cepet! Gue mau jemput cewek gue.
Airin mengerjap pelan. Sial! Hatinya masih tidak bisa di ajak bekerja sama. Rasa sakit itu masih ada. Airin menggeleng, fokus pada tujuan awalnya datang kesini. "Hmm aku... mau minta maaf. Aku datang ke sini untuk memperbaiki hubungan kita. Aku akan coba lupain kamu. Karena aku sadar kalau cinta itu gak bisa di paksain, aku udah egois selama ini. Aku cuma mentingin kemauan aku sendiri tanpa perduliin perasaan kamu. Aku udah buat kamu susah, bikin masalah di hubungan kamu sama Rinjani." Airin mengambil napas sejenak, "kamu mau, kan, maafin aku?" lanjutnya, menatap penuh harap ke arah Galang yang masih berekspresi datar.
"Lo gak lagi drama, kan?" Airin menggeleng cepat.
Galang menatap dalam manik lembut cewek itu, meneliti apakah ada kebohongan di sana atau tidak. Namun ternyata, cewek itu berkata jujur, tulus dari hatinya.
Masih dengan tampang datar, Galang menegakkan tubuhnya yang semula menyandar di ambang pintu, "oke, gue maafin," putusnya yang langsung di hadiahi dengan tatapan berbinar. Refleks, Airin melompat girang seperti ingin memeluk Galang.
"Heh! Gak usah cari kesempatan!"
🌿
Sudah lebih dari dua puluh menit Rinjani menunggu kehadiran Galang di depan pagar rumahnya. Namun, sosok itu belum muncul juga. Bisa terlambat kalau seperti ini. Mana Supir keluarganya sudah pergi mengantar Regita yang akan belanja untuk perpisahannya, lagi. Dasar Galang, sangat tidak on time!
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJALANG [Completed]
Novela JuvenilGak ada salahnya untuk mendukung penulis dari nol, jangan tunggu viewers banyak dulu baru baca. Challenge nya, baca cerita ini sampai 5 chapter dulu, sanggup? ------------- Rinjani. Bukan nama sebuah gunung, melainkan nama seseorang. Ya, Rinjani Fa...