IZINKAN AKU UNTUK MEMIKIRKANMU.
--GALANG AUFARISKI--Hari ini seluruh guru SMA Tunas Kelapa sedang rapat. Entah apa yang sedang para guru itu bahas, sepertinya sedang membahas kegiatan yang akan dilaksanakan tiga hari lagi itu. Ya, setidaknya itulah yang ada didalam pemikiran gadis berambut panjang yang sedang menyantap seblak level tinggi bersama seorang teman perempuannya itu.
*No seblak no life* true girls?
"Udah kebayang, sih, bakalan seseru apa."
Slruup...
Ahhh!
"Buset!" Rinjani bergidik ketika Dara baru saja menyeruput kuah seblak hingga tandas tak tersisa.
"Uhh." Dara menepuk-nepuk perutnya yang kenyang. "Lo ngomong apa dah tadi?" kemudian bertanya karena tadi ia tak mendengarkan ucapan Rinjani.
Rinjani memutar bola matanya. "Gue bilang, pasti bakalan seru banget," ulangnya dan memakan sesendok seblak terakhirnya.
"Apanya?"
"Lemot! Kita, kan, bakal naik gunung tiga hari lagi, lo lupa?"
Dara mendadak berubah antusias, gadis itu tersenyum lebar. "Oh iya! Gue inget, kita mau daki gunung, kan, ya! OMG gue gak sabar," serunya menggebu.
Sreet.
Duk!
Ada yang menarik kursi kantin dan mendudukinya, seseorang itu duduk tepat di hadapan Rinjani.
Kemal memasang wajah sok cool-nya, memandang Rinjani sembari tersenyum kecil.
"Hai ciwi-ciwi, lagi bahas apa nih?" tanya Kemal, menyeruput es jeruk yang entah milik siapa tanpa permisi. Itu milik Dara, namun ia diam saja, membiarkan.
"Lagi bahas kenapa ada cowok seabsurd lo!" sarkas Rinjani tajam, ia sungguh muak pada laki-laki bersurai kecoklatan itu.
Kemal meneguk ludah, tersenyum masam.
"Minggir lo!"
Dan seorang cowok kembali datang, dia menggeser Kemal secara paksa untuk bisa duduk di hadapan Rinjani. Kemal tidak terima, ia berdiri dari duduknya dengan alis yang menaut. Antara kesal dan bingung.
"Woi siape lo?! Main dorong-dorong gue aje!" seru Kemal dengan nada tinggi.
"Gue mau duduk, salah?" laki-laki yang barusan datang itu berkata dengan santainya, seolah tak melakukan apapun.
"Anjing juga, ya, lo!!" Kemal semakin tak terima.
Mendengar kata 'anjing' yang ditujukan padanya, Galang sontak menatap Kemal dengan tajam, lantas berdiri.
"Ngomong apa lo tadi? Coba ulang?" suara Galang pelan namun tajam. Oke, itu membuat nyali Kemal sedikit menciut. Tapi dia tidak mau terlihat takut sedikitpun. Lalu kemal mengangkat dagu dan menggulung lengan seragamnya.
Bersiap dengan kuda-kuda, Kemal mengangkat kedua tangannya ke udara, membentuk kepalan. Galang hanya diam saja memperhatikan lelaki aneh yang sedang melompat-lompat kecil didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJALANG [Completed]
Teen FictionGak ada salahnya untuk mendukung penulis dari nol, jangan tunggu viewers banyak dulu baru baca. Challenge nya, baca cerita ini sampai 5 chapter dulu, sanggup? ------------- Rinjani. Bukan nama sebuah gunung, melainkan nama seseorang. Ya, Rinjani Fa...