AKU INGIN MENJAGAMU, SUNGGUH!
--GALANG AUFARISKI--
"Aku tlah tau kita memang tak mungkin, tapi mengapa kita selalu bertemu. Aku tlah tau hati ini harus menghindar, namun kenyataan kutak bisa maafkan aku terlalu mencinta." Suara merdu Rinjani selaras dengan bunyi gitar yang dimainkan oleh Galang. Galang tidak bisa berbohong, ia terpana dengan suara Rinjani. Ketika Rinjani selesai bernyanyi, Galang menepuk kedua tangannya, takjub."Bagus suara lo," puji cowok itu.
Rinjani tersipu. "Biasa aja, kakak juga jago main gitarnya."
Galang terkekeh. "Oke giliran gue, lo mau denger gue nyanyi kan?" Tanya Galang, Rinjani mengangguk pelan. Galang mulai memainkan gitarnya lagi.
"Aku tak tahu apa yang lain darimu hari ini. Apa itu kerena sepatu flatmu, atau kukumu yang baru kau warnai," Rinjani mendengarkan sekaligus memperhatikan Galang yang sedang bernyanyi dan memainkan gitar. Sangat bagus! Rinjani terbengong dibuatnya. Ditambah Galang menyanyikan lagu itu. Lagu yang ia harap akan dinyanyikan oleh Fathur suatu hari nanti.
"Pernahkan kau bertanya seperti apa bentuk air tanpa wadah. Pernahkah kau mengira seperti apa bentuk cinta," kali ini Galang menatap Rinjani sambil tersenyum manis. Sungguh, jantung cewek itu sedang diuji.
"Rambut lurus panjang berwarna hitam, imut lucu walau tak terlalu tinggi. Pipi chubby dan kulit putih. Senyum manis gigi kelinci," Rinjani tersenyum ketika Galang sedikit mengubah liriknya, itu pasti ditujukan untuk Rinjani. Oh, apa Rinjani merasa senang?
"Membuatku tersadar bentuk cinta itu....." Galang menggantungkan liriknya, cowok itu tengah menatap dalam Rinjani. Membuat Rinjani seolah tersihir oleh tatapan itu dan jangan lupakan jantungnya yang seperti orang marathon ini.
Galang tersenyum manis. "Ya kamu," lanjutnya dengan suara pelan, senyumnya tidak pernah lepas dari bibirnya.
Rinjani masih terdiam ditempatnya. "Jangan bengong gitu. Baper ya? Gue cuma nyanyi," tebak Galang terkekeh pelan. Rinjani mengerucutkan bibirnya.
"Siapa yang baper? Lagian ngapain ganti-ganti lirik kaya gitu. Nanti penciptanya marah, lho," sahut Rinjani mulai menampakkan sisi cerewetnya. Galang tertawa renyah. Cowok itu mengangkat tangannya untuk mengacak rambut panjang Rinjani. Sekali lagi, jantung cewek itu berpacu cepet.
Melihat wajah terkejut Rinjani membuat Galang semakin gemas. Galang tidak pernah tertarik pada wanita secepat ini. Namun berbeda dengan Rinjani, cewek itu mampu membius Galang ketika pertama kali bertemu. Saat melihat Gadis itu terkejut saat dengan tiba-tiba Galang meraih tangannya.
Gue mau jaga lo, izinkan gue buat jaga lo.
🌿
Sementara itu disisi lain, ada Kemal yang menatap iri keduanya. Ia cemburu, tentu saja. Walaupun kemal terkesan hanya main-main dengan Rinjani, tapi percayalah bahwa Kemal benar-benar menyukai Rinjani. Namun ia hanya dipandang sebelah mata, Rinjani sama sekali tidak melihat ketulusan pada diri Kemal, bahkan Rinjani lebih memilih menyukai Fathur yang jelas-jelas tidak ada perasaan pada Rinjani. Dan sekarang apa yang ia lihat? Rinjani tengah berduaan dengan cowok lain yang tidak dikenalnya.
Kenapa cinta serumit ini? Mengapa seseorang yang tulus tidak pernah dianggap ada? Orang yang kita sukai lebih memilih mengejar orang lain yang tidak memiliki perasaan terhadapnya. Dan kenapa ia bisa sedekat itu dengan orang yang baru dikenal?
"Woi! Ngeliatin apa lo? Sedih banget gue liat?" Kemal bergeming membuat Dara bingung dan melihat kearah pandang Kemal. Saat itu juga ia mengerti, Dara meringis.
Dara duduk disebelah Kemal kemudian menepuk pundak cowok itu pelan. "Udah, gak usah sedih gitu. Biarin Rinja nentuin pilihannya sendiri. Lo juga harus coba buat lupain Rinja. Masih ada cewek yang mengharapkan lo buat melihat dia." Detik itu juga Kemal menoleh kesamping, menatap Dara yang juga menatapnya dengan penuh arti.
"Siapa yang lo maksud? Apa jangan-jangan lo? Lo mau gue lihat? Lo suka gue Dara?" tanya Kemal beruntun sambil memicingkan matanya. Dara mengerjapkan matanya cepat, ia bergerak gelisah, matanya bergerak liar mencari jawaban.
Kemal semakin curiga melihat gelagat aneh Dara, namun selanjutnya cowok itu hanya ketawa hingga matanya nyaris tak terlihat. Hal itu membuat Dara senang dan sedih disatu waktu. Ia senang ketika melihat Kemal tertawa lepas seperti ini karenanya dan sedih karena ternyata cowok itu menganggap perkataannya tadi bukanlah hal yang serius.
"Lucu banget lo? Gak mungkin juga lo suka sama gue, kan?" Kemal bertanya disisa-sisa tawanya. Dara hanya meringis, sesuatu yang sakit menghantam hatinya. Ya, Dara memang menyukai Kemal tapi cowok itu malah menyukai sahabatnya.
Air muka Kemal mendadak serius. "Lo gak beneran suka sama gue kan?" Dara terdiam. "Lo beneran suka gue Dar? Lo gak lupa kan kalau kita beda keyakinan?" jelas Dara mengingatnya, sesuatu yang membuatnya sedih. Bukan perasaan mereka saja yang berbeda, keyakinan mereka pun ikut berbeda.
"Dara jawab! Lo suka gue?" tanya Kemal tidak sabaran. Dara tersenyum sambil menelan rasa sakitnya.
"Ya... Enggak lah! Yang bener aja lo. Gue tau lo sukanya ke Rinja. Mana mungkin gue suka sama lo," dusta Dara, berusaha untuk tertawa. Padahal rasanya ia ingin menangis saat itu juga. Namun, Kemal masih belum puas dengan jawaban yang diucapkan Dara padanya. Ia merasa kalau memang cewek itu menaruh hati padanya. Entahlah, Kemal hanya merasakannya.
"Udah, ah, gak usah serius-serius gitu mukanya, bukan lo banget. Lo kan bobrok gitu anaknya," kelakar Dara mencoba mencairkan suasana.
Bisa dekat denganmu saja itu sudah lebih dari cukup. Aku tak ingin memaksa bila hanya akan menjauhkan kita.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJALANG [Completed]
Teen FictionGak ada salahnya untuk mendukung penulis dari nol, jangan tunggu viewers banyak dulu baru baca. Challenge nya, baca cerita ini sampai 5 chapter dulu, sanggup? ------------- Rinjani. Bukan nama sebuah gunung, melainkan nama seseorang. Ya, Rinjani Fa...