Chapter 47

127 23 2
                                    

Seluruh anggota Pramuka inti berkumpul di lapangan upacara SMA Tunas kelapa dengan Rinjani yang berdiri di depan. Briefing untuk kegiatan ekstrakurikuler Pramuka besok pagi. Di SMA Tunas kelapa, para murid yang mengikuti ekskul Pramuka akan di bagi menurut kelas lalu beberapa anggota pramuka inti akan menjadi penanggung jawab di tiap-tiap kelas, memberikan materi juga arahan ketika akan di adakan kegiatan pramuka, entah itu kemah atau sekedar jelajah alam.

Setelah briefing itu selesai, mereka di perbolehkan untuk pulang.

Kak Regita
Langsung pulang, kita persiapan untuk acara malam ini. Buruan, papa sama mama lagi pergi.

Rinjani tersenyum, tidak sabar akan perayaan ulang tahun pernikahan orang tuanya malam ini.

"Gue pulang dulu, ya, Dar," ujar Rinjani pada Dara.

"Yaudah, hati-hati. Lo di jemput?"

"Enggak, naik angkot aja. Ya udah gue duluan, bye." Dara mengangguk sembari melambaikan tangan.

Sedangkan Dara, gadis itu memilih menghampiri seseorang yang sedang berjalan sendirian ke arah gerbang. Dara sudah memantapkan hatinya semalam. Semuanya harus segera di selesaikan. Dirinya tidak mau menggantungkan harapan pada sesuatu yang sangat mustahil akan terwujud. Walau berat, Dara akan tetap mengatakannya.

Dara menarik tas Kemal yang tersandang di bahu kanannya, membuat Kemal menoleh ke belakang.

"Eh, pacar. Kenapa?" tanya Kemal, menggoda. Ia tidak tahu saja hal apa yang akan terjadi beberapa saat lagi.

Dara gugup, keringat membasahi telapak tangannya. "Hmm, itu.... kita bisa ngobrol?"

Kemal menelengkan kepalanya sembari terkekeh, cowok itu kemudian merangkul pacarnya lalu menariknya untuk berjalan. "Kayak sama siapa apa. Kita ngobrol di jalan aja, aku antar kamu pulang."

Di tengah perjalanan Dara kembali mengumpulkan niat. Asli, dia tidak sanggup melihat reaksi Kemal nanti, cowok itu pasti akan kecewa dengan pilihannya.

"Hmm, Kemal?" ujar Dara takut-takut.

"Iya, Sayang?" jawab cowok itu sembari fokus memperhatikan jalanan.

"Aku mau ngobrol."

"Tadi kamu juga udah bilang. Ngobrol, ya, tinggal ngomong, aku dengerin."

"Maksud aku jangan di atas motor gini. Kita berhenti dulu. Di taman situ, tuh. Kita kesitu dulu," putus Dara sambil menunjuk taman bermain yang cukup sepi yang tak jauh di depan mereka. Kemal menurut, dia memberhentikan motornya tepat di parkiran taman.

Mereka duduk di salah satu kursi yang tersedia, di tempat yang tidak banyak di lihat oleh pengunjung taman yang lainnya. Dan Dara memulai apa yang ingin ia katakan sedari tadi.

"Kemal?" panggil Dara.

"Hmm?" Kemal yang memainkan ponselnya hanya menjawab dengan gumaman sambil terus fokus ke ponselnya.

Dara menyentil pelan tangan Kemal, "tarok dulu hpnya," katanya.

Tanpa lama Kemal langsung menaruh ponselnya di saku celananya. Dara semakin gugup di perhatikan Kemal seperti itu. Dara mengatur napasnya sejenak, guna meredam kegugupannya.

"Maaf sebelumnya, mungkin keputusan aku bikin kamu sedih atau kecewa. Tapi menurut aku, ini memang jalan yang terbaik. Kita gak mungkin kayak gini selamanya." Dara menarik napasnya, kini adalah bagian terberatnya. "Kemal, kayaknya hubungan kita gak bisa di lanjutin lagi." Tubuh Dara rasanya lemas setelah mengatakan itu. Sedangkan kemal, cowok itu sampai tersedak ludahnya sendiri karena sangking terkejutnya. Matanya menatap Dara dengan penuh tanya dan sorotan tak percaya.

RINJALANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang