Chapter 21

128 31 3
                                    

LO TAU CINTA MONYET? ITU, CINTANYA PARA MONYET. TAPI BERLAKU UNTUK COWOKNYA DOANG. MASA GUE PACARAN SAMA MONYET.
--GALANG AUFARISKI--

"Bangsat sialan! Seharusnya gue bogem aja tu cowo tadi. Berani-beraninya meluk cewek gue! Arrrrggh anjing!!"

Galang mengumpat di balik helm full face miliknya. Marah. Dia benar-benar emosi. Siapa yang tidak marah di khianati? Sedari tadi Galang lepas kendali, ia mengendarai motornya dengan kecepatan maksimal dan juga ugal-ugalan. Tinggal menunggu waktu maka kecelakaan akan terjadi.

"Apa pelukan dari gue kurang Rinja, sampai lo harus melukin cowok lain di belakang gue?" bertepatan dengan itu Galang nekat menyalip mobil truk yang ada di depannya dan dari arah depan tiba-tiba ada mobil yang muncul.

Tin... Tin...

Sapp!

Dengan sigap Galang menyalip truk dan melewati celah sempit dari truk dan mobil itu. Untunglah, terlambat sedikit saja, pasti Galang akan terjepit di antara kedua kendaraan itu.

Tapi sesungguhnya nasib sial itu tidak bisa di hindari. Karena terlalu kencang, Galang jadi tidak melihat ada lobang dalam di depannya, alhasil Galang jadi ngerem mendadak.

Ciiiiiitt

Brakk!

Akhirnya kecelakaan terjadi, motornya oleng dan dia terseret di atas aspal. Kepalanya terbentur di tepi trotoar, untung saja dia memakai helm. Tapi sepertinya lututnya terluka dan juga sebagian jarinya mengeluarkan darah akibat tergesek aspal.

"Assshh.... Sial!" rintihan dan umpatan keluar dari mulut Galang. Dia bangkit seraya melepaskan helm miliknya lalu duduk di tepi trotoar. Menghiraukan lukanya, Galang berdecih.

"Goblok! Bisa-bisanya cuma gara-gara cewek gue hampir celaka. Sebegitu berpengaruhnya lo bagi gue Rinja. Kalau sampai lo ninggalin gue, mungkin gue bisa aja mati." Setelahnya Galang terkekeh lalu berdiri dan menegakkan motornya yang jatuh, syukurlah tidak parah, hanya baret di beberapa bagian saja.

Sebelum Galang kembali menaiki motornya, tiba-tiba seorang gadis berambut panjang menghampirinya dengan mendekap beberapa buku di dadanya.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Gadis itu. Galang tersentak sekaligus bingung. Menurutnya respons gadis itu sedikit terlambat, harusnya dari tadi, kan?

Gadis itu tersenyum, "aku tadi liat kamu jatuh tapi aku gak berani buat nyamperin, beraninya baru sekarang." Lalu gadis itu melihat kearah luka Galang, "eh, lengan sama lutut kamu luka. Aku obatin, ya?" tanyanya dan langsung menarik Galang untuk duduk di tepi trotoar. Galang sedikit terkejut, namun ia mengikut saja.

"Gak usah, cuma luka kecil," ujar Galang, menolak secara halus. Sebenarnya ia tidak rela kalau lukanya di obati dengan gadis lain. Tadinya Galang ingin mengadu lukanya pada Rinjani.

"Luka kecil kalau gak diobatin bisa jadi luka besar, kamu mau infeksi?" gadis itu membuka ranselnya dan mengeluarkan obat merah, alkohol, kain kasa, serta hansaplast.

Galang sedikit takjub, nih cewek dokter, kah? Bisa-bisanya bawa kayakk beginian segala. "Lo bawa semua itu buat apa?" tanyanya, sedikit meringis karena lukanya mulai di beri alkohol.

RINJALANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang