HAI PRINCESS, ABANG JANJI AKAN SELALU JAGA DAN MENYAYANGI KAMU
--GALANG AUFARISKI--Seseorang tengah membereskan peralatan yang ia gunakan saat bermain basket tadi, ia memasukkan botol air minum yang kosong ke dalam tasnya lalu memakai jaket dan menyampirkan tas di bahu kanannya.
"Han, gue balik duluan, bilang keanak-anak tiga hari lagi gue gak ikut latihan basket dulu soalnya mau kemah sama anak pramuka," ujarnya sambil menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari.
"Berapa hari lo kemah?" tanya cowok yang dipanggil Rayhan itu.
"Tiga hari, lo jangan kangen sama gue, ya." Mendengar itu Rayhan langsung memberikan tatapan jijik.
Galang terkekeh. "Duluan bro!" pamitnya sembari melambaikan tangan kepada seluruh anak basket yang masih berlatih.
"Yoi, hati-hati lang," seru anak-anak basket.
Galang kemudian berjalan menjauhi lapangan basket tempat ia dan timnya biasa berlatih. Cowok yang bernama lengkap Galang Aufariski itu bersenandung kecil sambil melempar-lemparkan kunci motor ninja kesayangannya. Galang menjabat sebagai Wakil ketua pramuka di SMA Bunga Bangsa sekaligus kapten tim basket sekolah. Galang adalah sosok cowok yang ideal, tampan, keren, dan humoris, mampu membuat siapapun tertawa saat bersamanya.
15 menit kemudian motor ninja merah milik galang sudah berada disebuah pelataran mansion mewah yang berada di Kota Bandung itu. Galang memasuki mansionnya dengan santai sambil bersiul.
"Assalamualaikum. Orang ganteng udah pulang! Yuhuu, gak disambut pakai karpet merah ni?" Galang melirik keseluruh ruangan namun ia tidak menemukan siapapun kecuali iguana milik adiknya itu yang sekarang tengah menatapnya.
"Apa lo liat-liat?! Mau gue gibang?!" Galang malah menantang si iguana yang tidak tahu apa-apa itu. Dasar Galang sinting! Masa bicara sama hewan.
Tidak lama kemudian, terdengar suara lengkingan yang mendekat kearah Galang. "Abangg! Jangan dibentak iguana Titi, nanti dia nangis!" omelnya dan langsung menggendong iguana berukuran kecil itu lalu mengusap punggungnya.
Galang mendekat ke arah adiknya itu lalu berjongkok. "Sejak kapan iguana nangis?" Galang terkekeh sembari mengacak-acak rambut adiknya itu dengan gemas.
Bocah perempuan berumur lima tahun itu tampak berpikir, terlihat kebingungan. Galang yang gemas melihat ekspresi lucu Titi langsung menyubit pipi bakpao adik satu-satunya itu.
"Gak usah dijawab kalau gak tau jawabannya, nanti otak kamu yang kecil itu meledak," kelakar Galang terkekeh pelan. Titi tampak terkejut dengan perkataan bahwa otaknya akan meledak. Galang tertawa lagi. Ya ampun, mengapa ia harus punya adik seimut Titi?
"Ayah sama bunda kemana? Kok abang gak liat dari tadi?" Galang bertanya, tangannya mengangkat tubuh Titi ke pangkuannya.
"Tadi kata mereka lagi ada urusan di luar. Titi kesel, Titi mau ikut tapi gak dibolehin. Makanya Titi main sama Poli aja." Titi bercerita, ia mengerucutkan bibirnya sambil mengelus iguananya yang ia beri nama Poli itu.
"Gak apa-apa sayang, mending main sama abang aja." Galang mengusap rambut Titi sayang. Lalu Galang berdiri, menggendong adiknya itu.
"Main dikamar abang aja ya, disini gak ada yang jagain kamu." Titi mengangguk senang, ia mencium pipi abang kesayangannya itu.
Gubrak!
Suara itu berasal dari bokong Galang yang terbentur meja nakas disamping ranjangnya. Ia terjatuh dari ranjang akibat ulah si poli, iguana milik Titi. Titi yang iseng dengan sengaja melemparkan iguana itu kearah wajah tampan Galang. Karena terkejut, Galang sontak terpental dan sialnya ia harus jatuh dari atas kasur dan membentur meja nakas.
"Arrgh!" erang Galang seraya memegang bokongnya yang terasa ngilu. Ia bangkit dan menatap datar kearah Titi yang memasang wajah tanpa dosa.
"Kamu kenapa lempar poli ke muka abang? jatuh, kan, jadinya, sakit, nih, pantat abang!" Galang berkata dengan nada sedikit membentak. Titi kecil merasa bersalah telah membuat abangnya kesakitan dan agak memarahinya. Sungguh, Galang tidak ada niat untuk menyakiti perasaan Titi yang lembut itu, ia hanya kesal. Titi menukikkan bibirnya kebawah, matanya berkaca-kaca. Galang yang sadar bahwa adiknya itu akan menangis, langsung menaiki ranjang yang mendekap adiknya seraya mengelus pundak Titi.
"Jangan nangis sayang, abang gak marah, kok," ujar Galang menenangkan Titi yang mulai mengeluarkan isakan kecil.
"Cup, cup, anak cantik gak boleh nangis." Kali ini Galang membawa Titi kedalam gendongannya.
"Maaf bang, abang marah, ya, sama Titi? Jangan marah bang, Titi janji gak nakal lagi." Mendengar suara Titi membuat Galang tidak tega. Bisa-bisanya ia membentak adiknya sendiri yang jelas-jelas sama sekali tidak bisa dibentak itu.
Galang tersenyum, tangannya menyentuh hidung Titi yang memerah. "Abang gak marah, kok. Maaf abang bentak kamu, gimana kalau kita beli es krim?" Titi yang memang maniak es krim langsung tersenyum sumringah.
"Mauuu abangg!" Titi mencium wajah Galang dengan bertubi-tubi.
TBC
Galang Aufariski
Ranti Keisyara(Titi)
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJALANG [Completed]
Ficção AdolescenteGak ada salahnya untuk mendukung penulis dari nol, jangan tunggu viewers banyak dulu baru baca. Challenge nya, baca cerita ini sampai 5 chapter dulu, sanggup? ------------- Rinjani. Bukan nama sebuah gunung, melainkan nama seseorang. Ya, Rinjani Fa...