Chapter 19

130 26 2
                                    

KALAU RASANYA SEBAHAGIA INI, KENAPA GAK DARI DULU AJA KITA PACARAN!
--RINJANI FABYOLA--

"RINJA! RINJANI! BANGUN WOI! SETAN, PACAR LO BERANTEM!!"

"HAH?!!"

Barulah setelah itu Rinjani terduduk, terbangun tiba-tiba membuat kepalanya pusing. Galang berkelahi? Bukannya dia sudah memperingatkan? Apakah dia mengingkari? Baru juga jadian.

"Cepetan kampret! Gue tau dari Kemal, katanya Galang gak ngelawan sama sekali."

Dengan muka bantal, Rinjani berlari pontang-panting menyusul pacarnya yang sedang baku hantam. Tadi Dara berniat menyusul, tapi di larang oleh gadis itu.

Disinilah Rinjani sekarang, di hadapannya telah tampak dua orang yang saling pukul. Oh salah! Sepertinya hanya satu orang saja yang terus memukul, sedangkan yang satu lagi hanya pasrah dipukul.

Apa-apaan?! Kenapa diem aja?!

"Bangun lo bangsat! Kenapa lo diem aja? Pengecut!" Fathur menendang perut Galang hingga tersungkur, namun Galang tetap diam.

Fathur menarik tudung hoodie milik lawannya yang sudah terbaring, "bangun lo anjing! Gue mampusin lo!!" dilihat dari gelagatnya, sepertinya Fathur sangat marah. Apa mungkin perihal tadi siang itu bisa membuat Fathur sekalap ini? Atau ada hal lain? Tentu saja ada! Rinjani alasannya. Dia tidak suka kalau Galang dan Rinjani berpacaran, itu penyebabnya. Goblok anjing! Lo aja berlaku buruk ke Rinjani, tapi lo gak suka dia pacaran sama orang lain?! Mau lo apa?!! Inget, di cerita ini gue tuhannya, lo gak mau kena azab, kan?

"STOOP!!"

Dengan mata berkaca-kaca Rinjani berlari, ia langsung menubruk tubuh sang pacar yang, ah! Babak belur, luka dimana-mana, dan tubuh yang terkulai lemas. Namun sialnya, cowok itu masih tersenyum!

Rinjani beralih menatap Fathur murka. "LO APA-APAAN SIH?! KENAPA LO PUKULIN GALANG?! DISAAT DIA GAK NGELAWAN SAMA SEKALI! LO IBLIS TAU GAK?!! GAK NYANGKA TERNYATA LO SEBANGSAT INI!!" cecarnya emosi. Jika Rinjani sudah memakai kata 'gue-lo' pada senior itu tandanya dia benar-benar murka. Fathur yang dia kenal lembut ternyata tidak lebih baik dari setan.

"Belain aja tuh pacar lo. Si pengecut yang gak berani ngelawan gue," tutur Fathur dengan kekehan sinis. Dia masih sehat, sama sekali tidak ada luka.

"Diem lo anjing! Pergi lo, gue gak mau kenal sama lo lagi!!"

Setelah di usir, Fathur pergi dengan segenap kekesalannya. Meninggalkan Rinjani dan Galang disana.

Galang terbatuk pelan, menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya. "Kenapa disini? Dingin Rinja, lo harusnya istirahat di tenda," ujarnya lemah.

Melihat kondisi pacarnya yang seperti itu, Rinjani tak kuasa menahan tangisnya. Dengan cepat, Galang menangkup pipi gadisnya, menepuk pelan lalu mengusap air mata yang mengalir semakin deras.

"Kenapa lo gak ngelawan?" tanya Rinjani sesenggukan.

Galang tersenyum, tangannya beralih mengusap surai lembut pacarnya, "gue udah janji sama lo untuk gak berantem. Tapi dia tetep mau baku hantam, ya udah gue ladenin. Tapi gue sama sekali gak bales dia, sesuai kemauan lo, karna gue gak mau bikin lo marah." Huaaaa, cowok kayak gini ada gak, sih, di shopee? Gue mau satu kalau bisa yang diskon 90%. Terenyuh sekaligus merasa bersalah, itu yang Rinjani rasakan. Andai saja dia tidak melarang Galang untuk memukuli Fathur, pasti sekarang Galang akan baik-baik saja. Tapi sungguh, Galang sepenurut itu.

RINJALANG [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang