SETIAP UJIAN PASTI TERSELIP KEKUATAN. DAN KEKUATAN ITU ADALAH KAMU, GADISKU.
--GALANG AUFARISKI--Galang menatap ragu pada sebuah brosur yang kini berada di tangannya, namun juga terselip satu keyakinan di hati kecilnya. Informasi yang ada di dalam brosur itu akan sangat menunjang masa depannya, terlebih karena kondisi ekonominya saat ini.
Galang cepat-cepat melipat brosur itu lalu mendudukinya ketika seorang gadis berlari ke arahnya dengan heboh.
"Apaan, tuh?" tanya Rinjani yang baru datang, melongokkan kepalanya ke samping tubuh sang pacar. Kepo.
"Bukan apa-apa," sahut Galang dengan tenang.
Mata Rinjani memicing curiga, "hayoo, kamu sembunyiin sesuatu, ya?" todongnya sambil menunjuk-nunjuk wajah Galang.
Galang terkekeh, "gak ada, By," katanya mengusak rambut Rinjani hingga berantakan.
Bibir Rinjani maju beberapa centi, lalu matanya mengamati Galang. Galang cukup membuatnya terpesona dengan baju basketnya. Ah! Belum bermain saja sudah membuat Rinjani terpana, apalagi sudah bermain nanti. Rinjani jadi takut kalau nanti dia tiba-tiba mimisan. Sebenarnya fakta bahwa pacarnya itu adalah seorang kapten basket di sekolahnya terdahulu baru Rinjani ketahui beberapa hari ini. Ketika Rinjani melihat Galang yang keluar dari ruang ganti dengan menggunakan baju basket, Rinjani langsung bertanya dengan heboh. Tak menyangka bahwa Galang yang tengil, ternyata jago basket.
"Rinja?" panggilan Galang menyadarkan Rinjani, "lima menit lagi aku tanding. Yuk, ke lapangan," ajaknya yang sudah berdiri. Rinjani mengangguk.
Setibanya di tepi lapangan, Galang tersenyum sekilas baru kemudian berjalan ke arah lapangan. Namun, di tahan oleh Rinjani dengan menarik baju bagian belakang cowok itu.
"Bentar," tahan Rinjani, "aku mau kasih suntikan semangat dulu," katanya sembari mengulum senyum.
"Gimana?"
Rinjani menggigit bibir bawahnya, ragu untuk melakukan apa yang dia pikirkan. Tapi tidak ada salahnya, kan? Galang masih setia menunggu.
Gadis itu menghembuskan napas lalu berjinjit sedikit untuk menyamaratakan letak bibirnya di pipi Galang. Dengan cepat, bibir Rinjani mengecup pipi sebelah kanan cowok yang langsung kaku di tempat dengan mata yang membesar.
"Semangat, Sayang." Setelah mengatakan itu, Rinjani langsung berlari ke arah kursi podium, tempat Dara yang sudah menunggu.
Jika biasanya selalu Galang yang membuat Rinjani blushing, maka kali ini kebalikannya. Pipi cowok itu memerah! Lucu sekali! Sayangnya Rinjani tidak melihat momen langka ini. Susah sekali rasanya kembali menjejakkan kaki ke tanah, Galang merasa terbang terlalu tinggi. Haha, mampus!
Lapangan basket SMA Tunas Kelapa di isi oleh dua tim yang sedang bertanding. Pertandingan ini di lakukan antar kelas. Jadi, setiap kelas wajib menurunkan perwakilan anggota untuk bertanding basket. Begitu juga dengan pertandingan yang lainnya. Ada futsal dan juga bulu tangkis. Karena memang seperti itu aturan class meeting di SMA Tunas kelapa.
Kali ini adalah pertandingan final antara kelas 11 IPA 3-kelas Galang dengan 11 IPS 4. Maka siapapun yang mencetak skor paling tinggi, kelas merekalah yang akan menjadi pemenangnya.
Sorak sorai dan teriakan semangat menggema di seluruh penjuru podium. Masing-masing meneriaki jagoan kelasnya. Bagi mereka yang kelasnya sudah kalah, juga ikut berteriak. Termasuk Rinjani, dia terus meneriaki nama Galang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJALANG [Completed]
Teen FictionGak ada salahnya untuk mendukung penulis dari nol, jangan tunggu viewers banyak dulu baru baca. Challenge nya, baca cerita ini sampai 5 chapter dulu, sanggup? ------------- Rinjani. Bukan nama sebuah gunung, melainkan nama seseorang. Ya, Rinjani Fa...