SUATU SAAT LO PASTI NYESEL UDAH MEMBELA ORANG YANG SALAH.
--RINJANI FABYOLA--Semakin hari hubungan Fathur dan Syvanya semakin dekat. Mereka selalu berdua di manapun. Seperti semut dan gula. Rupanya mereka telah berpacaran sehari setelah kegiatan kemah di Bandung waktu itu, Rinjani mengetahuinya dari Dara. Pantas saja kedua sejoli itu tampak mesra, pikir Rinjani.
Ngomong-ngomong, Dara belum menceritakan pengakuannya pada Fathur tentang perasaan Rinjani, dan sepertinya dia tidak akan bercerita. Takut diomeli dengan sahabatnya yang galak.
Rinjani yang tengah mengerjakan PR biologi itu tiba-tiba teringat sesuatu. Lantas menoleh ke arah sahabatnya yang tengah asik memainkan ponsel.
"Dar, lo gak ember, kan ngebocorin tentang perasaan gue ke kak Fathur?"
Deg.
Rinjani mengetahuinya? Bagaimana mungkin?!
Ternyata rumor tentang tembok yang memiliki telinga itu benar adanya. Tapi, mana mungkin tembok yang telah memberitahu Rinjani. Yang benar saja!
Pasrah, Dara akan mengakui semuanya.
"So-"
"Ngapain lo bilang ke Galang sih?!"
Perkataan Rinjani, membuat Dara urung meminta maaf. Oh, jadi dia tidak ketahuan? Syukur lah....
Tapi?
Galang?
"Ck! Ember bocor lo, lo gak tau ini tuh privasi banget buat gue? Cuma lo doang yang boleh tau. Malah lo bilangin ke orang lain! Ke manusia itu lagi!" gadis yang tertidur jam tiga pagi dan tidak menyelesaikan PR Biologinya itu mengomel.
"Gue gak ngasih tau dia, emang dia tau lo suka sama kak Fathur?" kali ini Dara benar-benar bertanya.
"Kalau gak lo siapa lagi? Cuma lo yang tau."
"Tapi gue beneran gak bilang apa-apa, sumpah!"
Rinjani menyipit, mencari kebenaran lewat bola mata hitam sahabatnya. Namun, ia tidak menemukan kebohongan, Dara berkata dengan jujur. Lagian, kapan seorang Andara Jessica berbohong padanya.
Oke, sepertinya cowok yang semalaman menerjang jantungnya itu adalah seorang cenayang.
"Yaudah. Gue mau keluar." Rinjani berdiri, ia menyudahi begitu saja pembicaraan tadi. Tak mau ambil pusing.
Dara mendongakkan kepala. "Mau kemana? Gue ikut dong." Dara yang sudah hendak berdiri dicegah oleh Rinjani.
"Di kelas aja lo. Noh, temenin Kemal, kayaknya lagi ada masalah," ujar Rinjani. Sontak Dara bungkam. Jangan-jangan..... Rinjani tahu?
Rinjani berjalan santai di koridor. Sehabis dari toilet ia memutuskan untuk kembali ke kelas, melanjutkan PR Biologinya. Sebenarnya Rinjani adalah tipe murid yang tidak pernah mengerjakan PR di sekolah. Namun, 'dia' menjadi alasan gadis itu mengerjakan PR di sekolah. Merepotkan.
Byurr.
Rinjani tersentak ketika tiba-tiba di depannya ada Syvanya yang sudah terguyur air berwarna orange yang sepertinya dibawa oleh kakak kelasnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJALANG [Completed]
Ficção AdolescenteGak ada salahnya untuk mendukung penulis dari nol, jangan tunggu viewers banyak dulu baru baca. Challenge nya, baca cerita ini sampai 5 chapter dulu, sanggup? ------------- Rinjani. Bukan nama sebuah gunung, melainkan nama seseorang. Ya, Rinjani Fa...