39

541 27 7
                                    

Rena pikir, setelah Andara yang dulu menjadi sumber rasa tidak nyamannya di tempat kerja tidak ada lagi, dia akan kembali merasa nyaman dan bisa bekerja sebaik yang dia bisa. Tapi nyatanya tidak. Karena persaingan dunia kerja tetap ada. Dan tidak peduli dengan selurus apa caramu bekerja selalu ada orang-orang yang tidak suka hati karena itu. Rena bukan tipe yang memiliki waktu mengurusi orang lain. Dia egois, karena keegoisannya itulah dia memusatkan semua pada dirinya. Asal keperluannya terpenuhi, dia tidak peduli pada orang lain. Dalam pekerjaan pun, dia tidak peduli orang lain melakukan apa di luar kepentingan kerjanya. Selama mereka berlaku baik mempertanggung jawabkan pekerjaan yang melibatkan dirinya dan sesuai standar keinginan Rena, maka itu tidak masalah baginya. Rena tidak pernah memiliki keinginan menjatuhkan orang lain. Dia tidak memiliki rasa iri dan ingin menjatuhkan ketika orang lain bisa menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik. Dia tidak memiliki waktu untuk itu. Seperti yang sudah dikatakan, dia egois. Dia hanya berambisi menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Gadis itu juga bukan tipe yang akan memanipulasi cerita dengan mencoba melibatkan kesalahan orang lain hanya demi melindungi diri jika dia yang melakukan kesalahan.

Tapi sekali lagi, bukankah dunia kerja itu menyeramkan?

Karena bahkan ketika kau berusaha berlaku lurus pun ternyata ada seseorang yang bersedia menjatuhkanmu dari belakang.

Rena mendengus keras, "Salah lagi nih kita," sungutnya kesal kepada Farah yang terlihat lebih tenang.

"Iyalah. Padahal udah kita jelasin kondisinya gimana," Farah menyahut.

Dan kali ini, lagi-lagi seolah ada pihak yang mencoba menjatuhkan team mereka.

Tempo hari, ada barang yang dikirim jauh sekali selisihnya dari tanggal nota tercetak. Selisih waktunya mencapai tiga minggu dan itu membuat customer tidak bersedia membayar tepat waktu sesuai tanggal jatuh tempo dalam nota -- yang memiliki rentang waktu sebulan dari tanggal nota dicetak. Alasannya tentu saja karena rentang waktu pengiriman yang jauh itu. Kasarnya, dia baru saja menerima barang seminggu lalu namun minggu ini sudah ada penagihan pembayaran untuk barang itu.

Tentu saja pihak Rena, Farah dan Haris yang awalnya disalahkan. Yang paling pertama ditegur pastinya Haris. Berhubung lelaki itu yang bertugas mengatur muatan barang, Kania -- yang sekarang menggantikan posisi Andara -- menanyainyanya kenapa barang itu tidak lekas dikirim. Haris menjawab berdasarkan yang dia tahu, sesuai dengan apa yang selama ini terjadi. Bahwa di awal barang itu sudah dikirim bahkan di hari yang sama dengan tanggal nota dicetak, namun ternyata barang ditolak oleh customer. Customer mengaku bahwa tidak memesan barang tersebut. Alhasil barang dibawa kembali ke gudang mereka. Hingga akhirnya setelah dua minggu kemudian baru ada konfirmasi kalau customer bersedia menerima. Nota yang semula ditahan Farah dan Rena akhirnya diberikan pada Haris hingga dia bisa melakukan pengiriman ulang. Sayangnya saat bagian pengiriman sampai di sana, toko si customer sudah tutup dan barang gagal terkirim. Dengan begitu terpaksa pengiriman dipending lagi dan harus menunggu dua hari setelahnya untuk dikirim berdasarkan jadwal pengiriman sesuai rute yang menuju ke arah wilayah si customer. Barulah di pengiriman ketiga itu barang berhasil dikirim.

Kemudian tiba giliran Farah dan Rena yang ditanyai. Menindaklanjuti keterangan yang diberikan Haris, Kania menanyai keduanya kenapa dari kiriman pertama harus menunggu selama dua minggu baru ada konfirmasi lanjutan bahwa barang itu boleh dikirim lagi karena customer sudah mengakui bahwa ternyata barang itu memang pesanannya dan bersedia menerima. Farah menjelaskan, bahwa tentu saja langkah awal sudah dilakukan sesuai prosedur. Seperti biasanya, keesokan harinya begitu tahu ada barang kiriman yang masih tidak beres mereka meminta sales masketting yang bertanggung jawab atas customer yang bersangkutan untuk mengurus hal tersebut. Lusi -- si sales marketting -- berkata bahwa sebenarnya itu memang orderan si customer, hanya saja kala itu yang memesan anak si customer, bukan customer sendiri. Jadi kemungkinan si customer tidak tahu. Farah meminta Lusi segera menghubungi customer, namun Lusi berjanji akan membicarakan hal itu esok hari ketika dia berkunjung ke toko customer yang bersangkutan, mengatakan bahwa berbincang langsung akan lebih mudah. Farah mengiyakan kala itu. Lusanya, ketika tidak kunjung ada kabar, Farah kembali bertanya dan Lusi mengatakan jika dia lupa. Berjanji sekali lagi akan menanyakannya lain kali. Farah berhenti bertanya di sana, memutuskan menunggu. Pekerjaannya juga masih banyak, tidak hanya mengurus satu customer saja. Perlahan Rena dan Farah sedikit mengalihkan perhatian dari kasus itu dan fokus pada pekerjaan harian mereka yang lain. Namun karena tidak kunjung ada konfirmasi hingga satu minggu lebih, Rena memutuskan untuk kembali bertanya pada Lusi. Sialnya Rena justru dianggap sebagai pihak yang bersalah karena tidak mengingatkan lagi sebelumnya. Karena nyatanya Lusi lagi-lagi lupa. Dia memang berjanji pada Farah sebelumnya, namun kemudian lupa melakukannya hingga saat Rena menanyakan kembali tentang kasus itu.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang