45

447 20 14
                                    

"Jadi gini...di sini, kayak yang udah kamu tahu tugas kamu itu ngarahin setiap klien cocoknya sama healer yang mana. Kuncinya dari kuisioner yang kamu kasih ke mereka ini. Kayak kamu dulu, kan harus isi kuisioner kayak gini kan?" Jimmy mengangkat selembar kertas kuisioner dan memperlihatkannya pada Rena. "Nah untuk yang pilihan ganda ini setiap jawaban nanti ada poin-poinnya, kayak gini. Ini kuncinya. Nanti kamu hitung di nomor 1 kalo jawabannya ini dia dapet poin segini, pas ditotal jumlahnya segini. Terus disesuaikan sama yang ini...berarti dia lebih condong ke siapa sebagai healernya."

"Kayak yang sering ada di internet gak sih?" Rena bergumam.

"Nah iya, di internet sering kayak gini. Cuma ini sebenernya kalo di kita kayak aturan kakunya, yang lebih sering aku pake dan akurat justru jawaban dari pertanyaan uraian. Karena pastinya lebih...hmm apa ya, lebih bersifat pribadi gitulah. Kalo yang poin-poin tadi kan kayak pakem-pakemnya gitu. Kalo yang ini, kamu kayak bisa baca keinginan sama kebutuhan pribadinya klien itu cenderung ke siapa.

"Nah udah, patokan kita dua itu. Dari poin-poin, terus penguatnya uraian yang klien kasih. Karena tugasnya kita nentuin hal kayak gitu jelas sebelumnya kamu harus tahu setiap healer itu metodenya seperti apa. Buku yang ini, jelasin apa aja yang bisa dilakukan setiap healer. Tapi nanti aku ajak kamu keliling juga lihat langsung setiap ruangan healer sama jelasin dikit cara mereka itu seperti apa. Biar kamu lebih paham."

Rena mengangguk menanggapi, jika dijelaskan di awal seperti ini rasanya pekerjaan yang akan dijalaninya nanti berat sekali. Pasalnya, bahkan langkah awal yaitu menetapkan healer bagi setiap klien saja seolah harus memiliki kemampuan dan kepekaan khusus. Tidak sepenuhnya ada aturan pasti, dia seolah lebih dituntut menggunakan insting. Dan jelas, nantinya apa yang dia tentukan harus benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan klien.

"Di bagian resepsionis ini, selain patokan yang udah tertulis kayak kuisioner ini terus skala perhitungan poin dan buku panduan ini, kamu sebenernya perlu pake insting juga. Tapi santai aja, untuk awal-awal pake patokan-patokan tertulis ini aja cukup. Nanti lama kelamaan kalo kamu udah terbiasa kamu bahkan gak perlu buku ini lagi buat nentuin healer mana yang cocok buat klien. Ntar juga kalo udah hafal pertanyaan opsional langsung hitung cepat aja abis itu screening pertanyaan uraian langsung bisa."

Benar bukan? Baru saja Rena membatin, Jimmy sudah menjelaskannya. Detik berikutnya Rena menoleh saat Jimmy mendadak tertawa.

"Gak usah tegang gitu sih Ren, kenapa? Ada gue ini. Ntar kan gue dampingin juga."

Rena melengos, "Iya," ucapnya singkat. Ketegangannya perlahan mengendur mendengar Jimmy kembali memakai lo-gue dalam percapakan. Tadi sepanjang Jimmy menjelaskan dan memakai aku-kamu, jujur saja aura seriusnya lebih terasa dan tanpa sadar membuat Rena tegang.

"Udah, ayo keliling. Nih kita ada waktu dua jam sampe Magic Shop buka. Kita lihat-lihat ruangan healer dulu. Oh iya Ren, kunci cadangan di sini ya. Semua ruangan di rumah ini kunci cadangannya di sini, udah ada gantungannya juga buat masing-masing ruang jadi gampang nemuinnya."

Rena bergumam dan mengangguk-angguk menanggapi ucapan Jimmy, kemudian cepat memanggil Jimmy ketika menyadari sesuatu, "Nanti aku ngunci pintu sama jendela tiap kali Magic Shop mau tutup?"

"Iya, tapi nanti gantian sama gue juga bisa kok. Biasanya kalo jendela atas, anak-anak bantu nutupin pas mereka mau turun."

"Hmm oke."

"Ya udah, yuk."

*

Rasanya, satu jam tidak cukup bagi Rena untuk mengelilingi setiap ruangan. Sedari tadi dia tidak berhenti dibuat takjub. Yang paling membuatnya terpana adalah ruangan Daily milik Juni yang terletak di lantai satu. Bahkan wilayah Juni mencakup taman belakang rumah. Jadi, dari ruangannya ada akses keluar. Menyambung ke halaman belakang dimana ada beberapa macam tanaman dan bunga-bunga juga kolam ikan. Masalah kolam ikan, bentuknya cukup menarik perhatian rena. Itu didesain seperti sungai kecil atau parit yang mengelilingi taman dan satu bagian yang menghubungkannya parit itu dengan pusat kolam di tengah taman. Menurut Jimmy, taman itu spot bersantai favorit klien-klien Juni. Beberapa bunga di sana juga ditanam oleh klien-klien Juni.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang