15

922 73 6
                                    

Play hard, work hard, pray hard.

Itu yang menjadi pegangan hidup Rena belakangan.

Pekerjaannya berjalan lancar, setidaknya akhir-akhir ini Rena merasa tekanan dari sang kakak pertama sedikit berkurang. Sebenarnya dia tidak yakin apa Edgar memang sedikit melunak atau karena dia mendapat kebahagiaan di tempat lain hingga dia bisa menemukan energi untuk tetap bersikap positif di tengah tekanan.

Rena rutin datang ke Magic Shop setiap kali dia mendapat jatah libur di toko, dua minggu sekali. Arum beberapa kali bertanya kemana dia pergi dan Rena hanya menjawab dengan, 'Keluar.'

Sedangkan Edgar, seingat Rena bertanya sekali. Saat itu kebetulan Rena sampai di rumah bertepatan dengan Edgar yang pulang dari toko.

"Ren, kamu punya pacar?" tanya Arum tiba-tiba malam itu, menatap si bungsu yang sedang menguyah makanannya.

"Gak, belum laku aku," Rena menjawab santai.

"Hush!" Arum menepuk lengan Rena pelan, "Nanti gak laku beneran kayak kak Ega mau? Kebanyakan pilih-pilih kandidatnya malah kabur semua."

Ega yang tengah memainkan ponsel di dekat Rena menoleh protes, "Ma, Abang tuh."

"Lha yang disini kamu, ngapain ngomongin Abang?"

Ega melengos, dia tidak suka jika dinilai pilih-pilih masalah pasangan. Meski faktanya memang demikian. Kemudian lelaki itu tersenyum miris, memang masih ada yang mau dengan orang penyakitan sepertinya?

"Ren?"

"Apa Ma?"

"Beneran? Kamu pacaran sama temen kakak?"

Hampir saja Rena tersedak, sementara Ega mendongak dengan tampang heran.

"Enggak! Apa sih Ma? Temen yang mana juga?!"

"Yang kemaren dulu jemput ke RS itu."

"Enggak Ma, itu cuma karena Asa mau keluar juga, searah aja makanya dibarengin. Mama ah," Ega menyahut lebih dulu.

"Ya padahal gak papa lho."

"Ya gak papa emang," Ega terkekeh mendengar ucapan Arum. "Kalo mau."

"Baik kan ya Ga anaknya ya?"

"Hmm."

"Hmmnya gak meyakinkan sih," Rena menyahut.

"Menurut kamu Asa baik gak?" Ega bertanya.

"Iya."

"Ya udah."

"Apanya ya udah?"

"Lha tau."

"Kamu juga sama siapa Ga?"

"Gak ada Ma."

"Ada Ma, yang sering bikin kakak galau di status WA tuh. Siapa tuh?"

"Apa? Mana ada."

"O gak ada ya?"

Ega berdecak, "Gak ada. Ya kayak Mama bilang tadi, gak laku."

"Ya kamu standarnya ketinggian soalnya."

Ketiganya menoleh ke asal suara, mendapati Edgar yang baru pulang dan berjalan mendekat.

"Nah kan, kamu pilih-pilih emang," Arum mengusap kepala Ega gemas.

"Ya iyalah milih. Beli underwear aja milih masa calon istri kagak."

"Hmm underwear dilihat sendiri padahal," sahut Rena.

"Nah, diliat sendiri dan dipake sementara aja milih. Apalagi yang buat seumur hidup," Ega melakukan toss dengan Rena setelahnya.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang