54

238 11 0
                                    

'Lo tuh ya. Kalo sampe kemaren Jorna telat terus lu lewat gimana?!"

"Ya bablas," Damar hanya tertawa ringan seraya menyahut ucapan Aretha dengan santai.

'Ye si bego. Lagian kenapa sampe begini sih Mar?! Kalo ada masalah cerita! Ega udah gak ada, tapi kita masih ada. Jangan sampe gue sama Yogi balik lo tinggal nama! Gue bongkar ya makam lo!'

"Ngapain?"

'Nyolong tulang lo buat kasih makan anjing.'

"Sinting. Mana Yogi?" tanya Damar mengalihkan pembicaraan.

'Belum balik dia. Dari kemaren lusa udah ribut ngajak telepon tapi gak hoki mulu. Yang lo belum sadar, lo masih tidur,' jawab Aretha.

"Ntar deh."

'Iya, gampang. Ntar kalo dia balik. Inu lo sendirian, tadi lo bilang sama Jorna?'

"Masih makan dia, sama Abang lo."

'Sendiri berarti sekarang?'

"Ini ada...adeknya Ega."

'Oh ya udah, aman.'

"Ya kan ada perawat sih di depan."

'Gak, maksud gue takutnya kalo lo sendirian mendadak nyekek diri sendiri pake selang infus.'

Damar memutar bola matanya mendengar kalimat sinis Aretha.

'Kali passion bunuh diri lo tuh masih menggebu.'

"Gak, ntar tulang gue lo kasih anjing kalo gue sukses. Gak tenang gue."

'Bagus!' tawa Aretha di sana terdengar lega dan bahagia, seolah berhasil memastikan bahwa Damar tidak akan mencoba hal ekstrim itu untuk kedua kalinya. 'Eyy mana coba adeknya Ega, mau kenalan.'

"Mau gak?" tanya Damar lebih dulu kepada Rena, takut gadis itu merasa tidak berkenan. Tapi nyatanya gadis itu mengangguk sebagai jawaban.

'Halo, nama kamu siapa?'

"Rena, Kak."

'O iya, aku Aretha.'

"Ini adek pertamanya Bang Raka, Ren," Damar membantu menjabarkan.

Rena membulatkan bibir, sementara Aretha hanya tertawa pelan mengiyakan.

'Titip Damar bentar ya Ren. Ntar kalo macem-macem aduin ke Jorna atau Abang gue aja.'

"Iya Kak," sahut Rena sambil tertawa paksa, dia masih canggung pada Aretha yang baru dia lihat -- terlebih hanya lewat layar ponsel -- kali ini.

"Udah ah, nanti kalo Yogi balik telepon aja."

'Ok. Istirahat sana, ntar kabarin kalo udah bisa ditelepon.'

"Hmm."

'Ya udah. Eh Mar?'

"Ya?"

'Lo tuh punya kita lho...kalo ada apa-apa cerita. Mungkin gue juga gak bisa cari solusi, tapi kalo lo butuh buat pengalihan ada gue. Gue...atau kami semua memang gak sebaik Ega. Gak akan pernah jadi sebaik dan sesempurna Ega di mata lo. Tapi kalo mau kami bisa coba dengerin Mar. Jangan apa-apa dipendem sendiri. Gue sama Yogi secara fisik belum bisa di sana. Tapi masih ada Jorna, dia pasti juga pengen lo sharing kadang.'

Damar tersenyum, "Iya."

'Jangan iya-iya mulu.'

"Iya, sorry ya...gue bikin lo repot."

'Enggak. Hmm Mar...lebaran gue balik. Lebaran ini gue bakal balik abis itu stay di Indo lagi.'

"Lha jadi?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang