01|Rain

1.8K 167 8
                                    

__April 2011

Sore hari ini hujan mulai turun membasahi sebagian wilayah di Seoul. Satu persatu rintikan hujan menyentuh tangan mungil seorang gadis yang tengah berdiri di pinggir stasiun Bis.

Seorang gadis yang mengenakan pakaian seragam SMA tak lupa tas gendong favoritnya yang berwarna merah, rambut panjang terurai sedikit ikal, kulit seputih susu, bibir merah cherrynya yang manis dan wajah cantiknya yang natural tanpa sentuhan make up. Wajar saja dia menjadi salah satu gadis dengan banyak penggemar di sekolahnya.

Hujan yang semakin lebat ini tidak membuatnya terganggu, dengan lamunan yang sedang dia nikmati saat ini. Setengah dari tangan kanannya dia mainkan di bawah rintikan hujan. Bukan Kim Sohyun namanya jika dia tidak melakukan sesuatu hal yang kekanakan seperti sekarang ini.

Mobil mewah berwarna hitam mengkilat terparkir di pinggir Stasiun Bis tak jauh dari tempat sangat gadis berdiri. Selang beberapa detik keluarlah pria tampan mengenakan seragam SMA yang sama, tubuhnya tinggi semampai, rambut yang tertata rapi, hidung mancung, bibir tipis dan garis wajahnya yang tegas membuat semua gadis yang melihatnya akan mudah terpesona. Lelaki dengan sejuta prestasi ini tak kalah dengan sang kekasih yang memiliki banyak penggemar.

Kaki jenjangnya terus melangkah mendekati sang gadis, "Sohyun-ah, mianhe aku terlambat."

Panggilan lelaki itu cukup membuyarkan lamunanya. Sohyun menurunkan tanganya yang sudah basah mencoba memandang wajah kekasih yang sudah ia tunggu. "Ah..Gwenchana, aku belum menunggu lama."

"Kenapa kau ingin bertemu di sini? Kita bisa bertemu di perpustakaan di sini dingin," Dia melepaskan jaket biru tua yang dia gunakan sejak tadi. "Lain kali jangan menunggu di sini dan aku tak suka kau sendirian," tanpa menunggu jawaban sohyun dia memakaikan jaketnya pada sang kekasih.

Sohyun masih terdiam memandangi wajah kekasihnya yang khawatir dengan ekspresi menyesal. "Maaf, aku hanya tidak nyaman jika harus memberikannya di perpustakaan."

"Aigo, aku tidak marah jangan seperti itu," lelaki itu pun memeringkan wajahnya hingga memandang wajah sohyun dan mengusap lembut kepala sohyun.

"Padahal ini hari ke 100 kita berkencan tapi aku tak bisa membawamu ke tempat yang romantis." Sekarang wajah sang lelaki yang terlihat muram.

Sohyun Kembali memandang wajah kekasihnya yang tadi sempat menunduk dan mulai menyentuh tangan hangatnya, "aku sudah cukup senang kau menyempatkan waktu untukku."
Tak lupa senyum manis hadir kembali setelah sempat sedikit cemberut.

"Selamat hari jadi ke 100 kekasih tampanku, Aku sangat sangat mencintaimu." Sohyun mencoba mencairkan suasana agar kekasih tampannya kembali ceria.

Tidak butuh waktu lama lelaki tampan itu memberikan senyuman terbaiknya dan mencubit pipi sohyun yang mulai memerah namun terlihat sangat menggemaskan. "Selamat hari jadi ke 100 juga kekasihku yang chubby."

Sohyun cukup terkejut dengan jawaban sang kekasih dan mencoba melepas cubitan di pipinya saat ini.

"Ya..bagaimana bisa kau menyebutku chubby? Kau jahat sekali."

"kenapa jahat? Bukannya itu imut hemm?" kedua tanganya masih enggan untuk berhenti mencubit lembut pipi Sohyun.

"Ahhh..kau memang jahat," Sohyun mencoba melepaskan tangan hangat sang kekasih dari pipinya.

Sang kekasih mulai melepaskan kedua tanganya dan diganti dengan usapan lembut. "Sampai kapan pun kau kekasihku yang cantik dan aku sangat mencintaimu."

Pipi sohyun mulai memerah bukan karena cubitan sang kekasih tapi rasa malu dan bahagia yang dia rasakan saat ini. Pujian dan kata cinta memang bukan pertama kalinya dia dengar dari mulut manis sang kekasih tapi tetap saja cukup membuat jantungnya berdebar kencang.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang