Sohyun berjalan menuju kamar, tetapi langkahnya terhenti ketika melewati tempat yang menjadi saksi pertengkarannya dengan Jungkook. Ada perasaan bersalah sekaligus kesal dalam dirinya. Tidak ingin larut dalam pikirannya Sohyun kembali melangkah masuk ke dalam kamar.
Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Sohyun tidur begitu nyenyak dengan selimut yang menutup sebagian tubuhnya.
Dalam mimpinya Sohyun berdiri di sebuah halte Bis. Sohyun di masa kini kembali melihat dirinya yang mengenakan seragam sekolah berdiri seperti sedang menanti seseorang.
"Sohyun-ah, mian aku terlambat."
Terdengar suara seorang pria yang sedang berlari mendekat. Lagi-lagi wajah pria itu tidak terlihat jelas tapi suaranya terdengar tidak asing.
Mimpi itu tiba-tiba berakhir dan seketika membuat Sohyun terbangun dari tidurnya. Sohyun terduduk dan memikirkan mimpinya sejenak.
"Suaranya terdengar seperti suara Jungkook." Sohyun sudah merasa yakin dengan apa yang di dengarnya. Meskipun pria itu tidak menunjukkan wajahnya.
Sohyun berpikir keras memikirkan semua mimpinya sejak awal. Museum Kumho, pertemuan dengan Tuan Jeon, lukisan Jungkook dan terakhir suara Jungkook.
"Kenapa semua mimpiku mengarah pada Jungkook?" Sorot mata Sohyun meredup. "Mungkinkah semua mimpi yang ku alami adalah kenangan yang ku lupakan?"
Kepala Sohyun terasa pusing ketika harus memikirkan semua ini. Sebelumnya Sohyun meyangkal perkataan Jungkook yang terdengar tidak masuk akal. Sohyun juga tidak mudah percaya hanya karena sebuah mimpi yang datang padanya. Namun, kali ini hatinya meluluh dan meyakini jika mimpinya selama ini sebuah petunjuk untuknya.
Sohyun menyentuh kalungnya dan menatap kosong ke depan. "Sebelum waktuku habis, aku harus memastikan perkataan Jungkook."
Dua hari berlalu setelah kepergian Jungkook. Selama itu juga Jungkook tidak pernah muncul kembali ke hadapan Sohyun atau pun menghubunginya. Sesekali Sohyun selalu menatap kosong handphone di tangannya.
Berniat menghubungi Jungkook lebih dulu, tetapi kembali ia mengurungkan niatnya. Rasa ragu dan penasaran terus bergelut di pikirannya. Terutama pertengkaran kecil terjadi di antara keduannya. Membuat Sohyun gugup menghadapi Jungkook.
Pagi hari Taehyung pergi bekerja dan sore hari kembali pulang untuk menjemput Sohyun. Hari ini Tuan Park salah satu pemilik pengusaha ternama mengadakan pesta perayaan bisnis baru. Taehyung meminta Sohyun untuk menemaninya ke acara tersebut. Begitulah rencana awal Taehyung, tetapi karena ada masalah di kantor Sekretaris Lee yang menggantikan menjemput Sohyun.
Sekretaris Lee menyambut hangat Sohyun ketika duduk di kursi penumpang di sampingnya. Tidak lama mobil segera melaju ke butik pilihan Taehyung.
"Terimakasih nona, anda sudah menemani Tuan Kim hari ini." Ucap Sekretaris Lee diiringin senyum ramahnya.
"Ah..Ne" Balas Sohyun tak kalah ramah. "Panggil Sohyun saja." Sohyun merasa canggung dengan panggilan nona yang diberikan.
"Maaf sepertinya tidak bisa. Akan lebih nyaman jika saya memanggil nona." Sekretaris Lee melirik Sohyun sekilas meyakinkan.
"Wae?" Sohyun penasaran padahal ia hanya seorang asisten rumah.
"Anda wanita spesial untuk Tuan Kim. Jadi rasanya tidak pantas hanya memanggil nama saja."
Sohyun tertegun ketika mendengar jawaban Sekretaris Lee.
"Sudah sampai." Sekretaris Lee mengalihkan atensi Sohyun. "Saya akan menemani anda untuk mencoba beberapa pakaian di dalam. Tuan Kim akan datang menyusul ketika urusannya telah selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
Teen FictionJodoh adalah pasangan hidup. Jodoh adalah bagian dari takdir. Takdir adalah ketentuan Tuhan yang sudah ditetapkan pada setiap manusia. Kim Sohyun berpikir garis takdir sudah terputus, setelah kecelakaan tragis yang di alaminya saat berusia 17 tahu...