Suara bel berbunyi nyaring terus menerus menunggu seseorang di dalam apartemen membukakan pintu.
“Ahk..apa dia ingin merusak gendang telingaku.” Oceh Jungkook yang berjalan cepat menuju pintu.
Pintu terbuka lebar menunjukkan seorang perempuan mengenakan kaca mata hitam yang bertengger di ceruk hidung mancungnya, mengenakan kemeja putih dengan 2 kacing atas yang sengaja terbuka memperlihatkan kulit seputih susu, serta rambut terurai panjang berwarna cokelat berkilau, menambah pesona dari seorang Jeon Yeon Seo. Anak pertama dari keluarga Jeon.
Yeon Seo menerobos masuk dan memukul kepala Jungkook yang berdiri di balik pintu.
“Ahk..Noona.” Jungkook seketika mengusap kepalanya yang tidak terasa sakit. Yeon Seo hanya mendorong kepala Jungkook tidak benar-benar memukulnya.
“Dasar anak nakal itu hukuman untukmu.” Ucap Yeon Seo berjalan melalui Jungkook.
Kini kedua bersaudara itu duduk bersampingan di sofa apartemen Jungkook.
“Apa kau datang hanya untuk memukulku?” Ucap Jungkook melirik sekilas Kakak perempuannya.Yeon Seo melepaskan kaca mata hitamnya dan menatap Jungkook. “Ne, karena hanya aku yang boleh memaki dan memukulmu.”
“Dasar kejam.” Ucap Jungkook perlahan.
Keduanya sering sekali bertengkar setiap kali mereka bertemu. Namun, Jungkook selalu menerimanya. Yeon Seo selalu ada saat dirinya melakukan perawatan yang begitu menyakitkan. Berbeda dengan sang Ayah yang jarang menemui putra satu-satunya dengan alasan pekerjaan.
Permintaan apapun yang dikatakan Yeon Seo selalu di turuti Jungkook meskipun selalu ada perdebatan. Di balik perkataanya dan perlakuannya yang kasar, Yeon Seo selalu memperhatikkan keadaan Jungkook karena di takutkan adik kesayangan kembali sakit.
Meskipun usia Yeon Seo masih cukup muda saat itu tetapi ia mengetahui seluruh permasalah yang terjadi pada keluarganya dan kejadian yang menimpa Jungkook. Yeon Seo selalu berhati-hati bersikap di depan Jungkook agar tidak teringat kembali kenanganya di masa lalu.
Yeon Seo bersandar dan meneguk minuman yang di berikan Jungkook. “Kau harus datang di acara yang di siapkan Aboeji.”
Jungkook menunjukkan wajah yang tidak berminat mendengar percakapan yang dibicarakan Yeon Seo. “Hm.”
“Bersikaplah dewasa.” Yeon Seo menyimpan gelas di meja setelah selesai ia cicipi. “Aku akan menyiapkan pakaian yang akan kau kenakan nanti.”
Jungkook hanya mendengarkan ocehan Yeon Seo tanpa membalas menatapnya.
Yeon Seo berdiri dari duduknya, “Kau harus terlihat tampan adikku.” Tanganya mengusap kepala Jungkook dengan lembut lalu berjalan menuju pintu keluar.“Noona Kau pulang?” Tanya Jungkook yang kini menatap kepergian Yeon Seo.
Yeon Seo mengangguk. “Aku sudah melihatmu baik-baik saja. Sampai berjumpa 3 hari lagi.”
**
Di dalam kamar dengan cahaya lampu yang redup terdengar hembusan napas yang terengah-engah. Sohyun masih memejamkan matanya mulai berkeringat dan sesekali menggerakan tubuhnya gelisah.
Seorang pria dan gadis berdiri menghadap lukisan pemandangan tepi pantai yang sama persis di lihatnya saat mengunjungi Museum Kumho.
“Aku menyukaimu.” Terdengar suara samar dari pria yang berdiri di samping gadis dengan rambut terurai.
Sohyun tidak dapat melihat wajah kedua pasangan yang sedang mengungkapkan cinta itu. Kemudian dengan cepat tempat berubah di bawah derasnya hujan di tengah jalan. Di dalam sebuah bis terdapat seorang gadis membuka matanya perlahan dan mencoba menggerakan jari tangannya yang sudah bercucuran darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
Ficção AdolescenteJodoh adalah pasangan hidup. Jodoh adalah bagian dari takdir. Takdir adalah ketentuan Tuhan yang sudah ditetapkan pada setiap manusia. Kim Sohyun berpikir garis takdir sudah terputus, setelah kecelakaan tragis yang di alaminya saat berusia 17 tahu...