08|Lie

531 92 3
                                    

Sohyun cukup bingung saat ini, bagaimana ia harus memulai menjelaskan alasanya pada Taehyung. Tentu saja Sohyun tidak mungkin mengatakan kisahnya dari awal, bahwa dia adalah seorang Roh tanpa ingatan yang menjelma menjadi manusia.

Mengatakan semua hal itu, mungkin akan membuat Taehyung menganggapnya gila. Tiba-tiba seperti sebuah harapan, Sohyun mengingat beberapa adegan di sebuah drama yang sering ia liat di Televisi saat berada di Toko Elektronik.

“Aku mengalami kecelakaan dan aku kehilangan ingatanku.” Ungkap Sohyun dengan wajah murung.

Memang betul ia mengalami semua itu tetapi Sohyun mencoba merubah sedikit kisahnya. Sohyun berpikir berbohong sekali saja mungkin akan menyelamatkannya.

“Aku hanya tau namaku, lalu aku mencoba berkeliaran kesana-kemari untuk mencari tau siapa diriku. Aku tak punya arah tujuan tetapi setelah bertemu denganmu, aku menganggap kaulah harapanku untuk bisa membantuku. Maka dari itu aku mencoba mendatangi rumahmu lagi.” Sohyun menundukan kepalanya bukan karena merasa sedih dengan kisah pilunya, tetapi lebih tepatnya ia menyembunyikan wajahnya karena takut tertangkap basah berbohong.

Raut wajah Taehyung berubah saat memandang Sohyun yang menjadi murung.

“Apa kau tak memiliki tanda pengenal apapun setelah kecelakaan itu? Mungkin aku bisa membantumu mencari siapa dirimu?” Taehyung masih menatap Sohyun.

“Tentu saja tidak.” Sohyun mengusap matanya yang tak basah masih dalam posisi menunduk. “kenapa semua ini terjadi padaku.”

“Tidak apa-apa, Perlahan-lahan saja aku yakin kau akan mengingatnya.” Taehyung menepuk punggung Sohyun lembut. “Aku akan membantumu sebisaku.”

“Hiks..Gomawo Taehyung.” Sohyun masih mempertahankan posisinya.

Apa ini sudah selesai, apa semudah ini membohongi seseorang. Sohyun mungkin terlihat dewasa saat ini, tetapi cara berpikir maupun tingkahnya terkadang masih seperti gadis berusia 17 tahun.

“Sekarang rawatlah dulu lukamu dan pulihkan dirimu dulu.” Ungkap Taehyung.

Sohyun mengangguk tanda setuju dan perlahan mengangkat kepalanya. Namun, ia belum berani menatap langsung manik mata Taehyung. Taehyung berdiri dari duduknya kini ia berdiri di hadapan Sohyun.

“Sohyun istirahatlah, ini sudah larut malam.” Taehyung menyimpan kotak P3K di laci mejanya.

Sohyun kini menatap Taehyung tak percaya, “Apa kau mengizinkanku tidur di rumahmu lagi?”

“Ne, aku tak mungkin membiarkanmu pergi larut malam.” Taehyung menghampiri Sohyun. “Aku tak ingin kau pingsan lagi di jalan. Kau berat!” Taehyung mencoba menahan senyumnya.

“Mwo?” Awalnya Sohyun merasa begitu bahagia karena kebaikan Taehyung. Namun, apa ini Taehyung mencoba meledeknya ?

“Mana mungkin aku berat, aku bahkan tak makan dan minum seharian.” Sohyun mengangkat 1 telunjuk menggerakannya tanda penolakan yang disebutkan Taehyung.

“Ahaha..Baiklah.”Taehyung terkekeh dengan jawaban Sohyun.

“Sekarang istirahatlah. Selamat malam Sohyun." Segera Taehyung menutup percakapan mereka karena malam sudah semakin larut.

“Selamat malam Taehyung.”
 
**

Sohyun mengawali paginya dengan sedikit peregangan kecil, lalu meminum air putih yang sudah di siapkan semalam di gelas kaca di meja samping kasurnya. Sohyun merasa tubuhnya lebih segar lagi sekarang.

Bagiamana tidak, ia tidur begitu lelap di kasur empuk dengan sprei yang begitu lembut, wangi kamar yang menyegarkan dari aromatheraphy yang di siapkan Shin ahjuma kemarin, ruangan kamar yang terasa sejuk, dan ditambah pemandangan ruang kamar yang mewah membuatnya semakin nyaman.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang