15|Brother

427 98 26
                                    

Bagi Sohyun memasak adalah hal yang paling menyenangkan untuknya saat ini. Di sela waktunya ia belajar memasak menu baru untuk di siapkan esok hari. Meskipun hanya memasak makanan sederhana Taehyung selalu puas akan hasil masakan Sohyun. Saran Taehyung saat itu ternyata begitu berpengaruh untuk meningkatkan kepercayaan diri Sohyun dan membuatnya bekerja keras.

Tiga hari berlalu setelah Taehyung kembali ke rumahnya. Meskipun sudah kembali tidur di rumah ia lebih banyak menghabiskan waktu di kantor dan akan pulang setelah waktu makan malam. Namun kali ini, Taehyung sudah ada di rumah sebelum waktunya makan malam.

“Bolehkah aku membantumu?” Taehyung yang telah selesai mandi mendekati Sohyun yang sedang sibuk di dapur.

Sohyun yang sedang memotong bawang daun menghentikan aktifitasnya dan menoleh kearah Taehyung. “Bukankah kau baru selesai mandi?”

“Hem..” Taehyung menggangguk lalu menggulung lengan bajunya yang panjang.

Sohyun mencoba menghalangi Taehyung. “Kau duduk saja, aku bisa menyelesaikannya sendiri.”

“Jika berdua akan cepat selesai bukan?” Taehyung mengambil pisau yang tadi digunakan Sohyun.

Sohyun akhirnya menyerah tak bisa menahan keinginan Tahyung. Makanan yang mereka buat di tata rapi di atas meja makan. Di sela-sela waktu makan Taehyung memuji keahlian Sohyun saat memasak. Menerima itu, Sohyun sesekali mengulum senyumnya dan pipinya mulai merah merona.

Selesai menghabiskan makan malam Taehyung duduk bersantai di kursi taman belakang.  Taman begitu luas terdapat satu kolam renang yang airnya yang jernih memperlihatkan dasar kolam, beberapa sorotan lampu mengeliling taman dan kolam terlihat indah di malam hari.

Sohyun berjalan agak terburu-buru menghampiri pria yang sedang duduk bersantai. “Taehyung, bolehkah aku pergi keluar sebentar?”

Taehyung yang tengah sibuk dengan segelas kopinya menoleh. “Kau mau ke mana?”

“Aku hanya akan ke mini market.” Ucap Sohyun.

Taehyung menyimpan kopinya. “Apa perlu semalam ini? Kau butuh apa?”

Sohyun diam sejenak memikirkan kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Taehyung. “A-aku harus mendapatkannya sekarang.” Sohyun melipat kedua bibirnya agak canggung. “Ada yang perlu kubeli.”

Taehyung berdiri sejajar dengan Sohyun “Ayo aku antar.”

“Anio.” Sohyun segera menolak dengan nada yang cukup tinggi dan reflek mengangkat kedua tangannya di hadapan Taehyung tak setuju. “Mian, maksudku aku bisa pergi sendiri. Belum terlalu malam dan mini marketnya juga tak begitu jauh.”

“Baiklah, bawalah handphonemu dan hati-hatilah.” Taehyung tersenyum melihat Sohyun yang seperti itu.

Sohyun menghela napasnya setelah berhasil keluar dari rumah. Mengapa Sohyun bereaksi seperti itu karena ia terlalu malu untuk mengatakkan barang yang harus dibelinya. Sohyun mengalami datang bulan dan itu mengejutkannya.

Sohyun mengetahui siklus bulanan yang akan dialami setiap wanita melalui handphonenya, tapi rasanya ini pertama kali untukknya.

Hilang ingatan yang sudah lama ia alami membuat ingatan akan datang bulan pun ikut dilupakannya. Sohyun jadi merasakan bahwa dirinya, saat ini menjadi manusia seutuhnya karena mengalami hal-hal yang tak pernah ia rasakan selama menjadi roh.

Ting..tong

Suara bel berbunyi mengalihkan perhatian Taehyung yang sedang membuka pesan teks di handphonenya. Taehyung berpikir apa itu Sohyun tetapi kenapa ia harus menekan bel dan tidak langsung masuk ke rumah.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang