23|Refrain

397 91 37
                                    

Di luar rumah hujan turun begitu deras bersamaan dengan suara gemuruh petir. Sebagian rambut hitam Taehyung basah begitu juga dengan pakaian yang ia kenakan ketika sampai di rumah.

Sohyun yang melihat itu segera berjalan mendekati Taehyung. “Kau terkena hujan? Akan aku bawakan handuk dan siapkan air hangat untukmu.” Ucapnya khawatir jika Taehyung terkena flu.

“Tidak perlu.” Jawabnya hanya melirik Sohyun sekilas lalu berjalan menuju kamar.

Taehyung kembali bersikap dingin membuat Sohyun tidak melepaskan tatapannya hingga pintu kamar tertutup.

Mungkin ia lelah begitulah yang dipikirkan Sohyun tanpa berpikir negatif pada Taehyung. “Aku akan membuatkan minuman dan makanan hangat untuknya.”

Suara ketukkan pintu terdengar dari balik pintu kamar Taehyung tetapi tidak ada jawaban. Kedua tangan yang kesulitan membawa nampan di tangannya berusaha membuka kenop pintu perlahan. Sohyun berinisiatif masuk hanya untuk memberikan minuman dan makanan
yang dibuatnya. 

Di dalam kamar dengan cat berwarna putih gading menghadirkan kesan elegan untuk kamar seorang pria. Langkah kaki berjalan perlahan agar tidak membangunkan Taehyung yang tidur terlelap di sana.

Segelas coklat hangat dan semangkuk sup di simpan di atas meja samping kasur king size. Sebelum kembali keluar Sohyun menatap Taehyung yang tidur terlentang dan selimut menutupi sebagian tubuhnya.

Terdengar hembusan napas yang berat, butiran keringat terlihat di kening Taehyung, dan kepalanya sesekali di gerakan gelisah.  

Sohyun mendekatkan tubuhnya karena melihat kondisi Taehyung yang terlihat tidak baik. “Taehyung." Tangan kanannya menyentuh dahi Taehyung. “Astaga kau demam.”

Kedua mata Taehyung terbuka perlahan menatap Sohyun dengan tangan yang masih menempel di dahinya. “Apa yang kau lakukan?” Ucapnya lirih.

“Mian.” Sohyun segera menurunkan tangannya, “Aku hanya sedang memeriksa saja, sepertinya kau demam Taehyung.”

“Aku tidak apa-apa.” Ucapnya dari bibirnya yang kini pucat.

“Makanlah dulu aku membawakannya untukmu dan aku akan siapkan obat.” Sohyun melirik makanan yang sudah ia siapkan dan berdiri untuk mengambilnya.

“Aku akan melakukannya sendiri.” Taehyung memaksa tubuhnya yang demam untuk duduk bersandar. “Bisakah kau keluar saja?” Tidak ada tatapan ramah sama sekali.

“Ne?” Perkataanya begitu mengusik dirinya membuat Sohyun menghentikan tangannya yang sudah siap mengambil sup. “Ah..Ne.” membuat tubuhnya berdiri tegap. “Jika kau membutuhkan sesuatu panggil aku.” Kedua kakinya melangkah pergi dari kamar Taehyung.

Perhatian Taehyung tertuju pada minuman dan makanan yang di siapkan Sohyun untuknya. Matanya terlihat sendu ketika memikirkan bagaimana masakan ini dibuat dengan penuh perhatian oleh Sohyun.

“Mian.” Ucap Taehyung begitu lirih kata itu keluar dari bibirnya karena perkataanya yang mungkin sudah menyakiti Sohyun.

Kenapa hati ini rasanya sakit sekali ketika Taehyung bersikap begitu dingin. Sohyun bahkan bersandar di balik pintu kamar sebelum melanjutkan langkahnya.

Sohyun terus memikirkan Taehyung sepanjang malam membuatnya terjaga sepanjang malam. Ketika sinar matahari mulai terlihat ia bangun tergesa-gesa agar bisa melihat kondisi Taehyung. Sudah beberapa menit tubuhnya berdiri menatap kamar Taehyung yang belum terbuka.

Mengetuk pintu kamar dan segera menemui Taehyung di dalam sana merupakan keinginannya saat ini. Namun, ia mengurungkan niatnya karena tidak ingin Taehyung merasa terganggu seperti semalam.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang