Ruang kamar Jungkook masih sepenuhnya tertutup jendela, meskipun terik matahari sudah mulai terasa panas. Lampu tidur di kamarnya masih menyala dan Jungkook masih tertidur di atas kasurnya.
Perlahan Jungkook menggerakan tangannya untuk mengambil handphone yang terus berdering di samping kasur. Jungkook merasa tubuhnya terasa begitu lemas. Bahkan Jungkook enggan melihat nama yang menelponnya karena nyeri di kepala masih terasa hingga siang ini.
Jungkook menggeser layar handphonenya. “Yeobseyo.”
“Jungkook, Aku akan ke kantormu sekarang. Apa file yang ku kirim sudah cukup?” Sudah beberapa hari yang lalu keduanya membahas kerjasama perusahaan dan hari ini adalah pertemuan yang di rencanakan.
“Ah..Mian Taehyung, sepertinya pertemuan hari ini harus di undur.” Jawab Jungkook dengan suara seraknya.
“Wae? Kau sakit” Taehyung khawatir ketika mendengar suara Jungkook dan mengingat kondisi terakhirnya kemarin yang terlihat kurang sehat.
Sejak kemarin Taehyung fokus merawat Sohyun dan tidak menyadari kepergian Jungkook. Taehyung hanya mengira jika Jungkook sibuk dan harus segera pergi.
“Anio.” Jawabnya singkat. “Aku akan memeriksa filenya dan segera mengatur pertemuan selanjutnya.” Suhu tubuh Jungkook tinggi, tetapi ia masih tidak ingin mengatakan dirinya sakit.
“Tidak perlu terburu-buru.” Taehyung sudah mengerti sifat Jungkook yang ingin selalu terlihat baik-baik saja. “Hubungi aku jika kondisimu sudah lebih baik.”
Jungkok kembali memejamkan matanya ketika panggilan telpon berakhir.
Taehyung yang sudah rapih dengan setelan kerja memasukan handphonenya kembali ke dalam saku celana. Saat akan menuruni tangga, sorot mata Taehyung bertemu dengan Sohyun yang berdiri tidak jauh darinya.
“Sohyun?” Taehyung tersenyum lalu berjalan mendekati Sohyun yang baru keluar dari kamarnya.
“Taehyung, apa Jungkook sakit?” Raut wajah Sohyun terlihat khawatir. Sohyun tidak bermaksud mendengar pembicaaran Taehyung, tetapi kebetulan suaranya terdengar olehnya. Terutama ketika nama Jungkook di sebutkan membuatnya tetap terdiam mendengarkan.
Sejak mimpi semalam, ia selalu teringat pada Jungkook dan membuat tidurnya terganggu. Sohyun masih belum mengerti arti dari mimpi semalam yang merupakan bagian dari masa lalunya.
Taehyung heran melihat Sohyun yang tiba-tiba terlihat khawatir karena mendengar Jungkook sakit. “Sebenarnya dia tidak mengatakan sakit, tetapi mendengar suaranya sepertinya begitu.”
Sohyun mengangguk paham.
“Kau mengkhawatirkannya?” Taehyung menatap lekat Sohyun untuk bisa melihat reaksinya.
Sohyun kembali menganggukkan kepalanya tidak sadar. Tidak lama Sohyun menggelengkan kepalanya ketika pikirannya mulai kembali fokus. “A-anio.” Ucapnya kikuk.
Sudut bibir Taehyung terangkat. Reaksi Sohyun terlihat jelas meskipun di akhir ia membantahnya. Taehyung sedikit kecewa ketika Sohyun mengkhawatirkan pria lain meskipun itu Jungkook.
“Kau tidak perlu khawatir. Aku yakin Jungkook baik-baik saja.” Taehyung mengusap lembut kepala Sohyun sebelum dirinya pergi.
Sohyun memukul kecil kepalanya karena tidak bisa mengendalikan diri. Jujur saja Sohyun tidak yakin dengan perasaanya saat ini.
Matahari yang tadi cukup terik sekarang tertutup awan gelap karena akan hujan. Sohyun yang telah selesai dengan pekerjaanya duduk di atas kasur menatap layar handphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
Teen FictionJodoh adalah pasangan hidup. Jodoh adalah bagian dari takdir. Takdir adalah ketentuan Tuhan yang sudah ditetapkan pada setiap manusia. Kim Sohyun berpikir garis takdir sudah terputus, setelah kecelakaan tragis yang di alaminya saat berusia 17 tahu...