Raja keluar dari kelas dan berjalan di koridor. Pikirannya entah kemana, tatapannya pun kosong.
Raja memegangi tali tasnya, langkah kakinya kecil. Bibirnya melengkung ke bawa, dan matanya memerah.
Tiba-tiba, jalan Raja terhenti kalah di cegat oleh Mawar dan kawan-kawannya.
"Hay gentong ... sendirian aja nih? Cewe cupu luh kemana?" tanya Mawar menyindir sambil mendekat.
"Cewe? Arin teman Raja kok. Raja juga bukan gentong, Raja manusia," jawab Raja tersenyum manis di hadapan Mawar.
"Iya manusia, manusia bagong!" maki Mawar yang di iringi dengan tawaan.
"Cowo gendut kek loh itu, gak bakal ada yang mau! Palingan juga sih Arin noh. Kan secara loh itu cocok sama dia, cupu sama gentong!" timpal Intan dengan ejekan pedas nya.
"Dimana-mana tuh, cowo badannya kekar, berotot, dan atlentis. Lah luh? Body aja gak punya!" sambung Selin.
"Lemak mulu! Di kasih makan apa sih sama emak luh?!" Mawar bertanya dengan sudut bibir terangkat.
"Raja di kasih makan nasi kok, sama sayuran yang sehat-sehat," balas Raja berusaha tenang dan tidak terlihat lemah di hadapan para cewe.
"Ouh ... kirain di kasih makanan kingkong!" cecar Selin dan Intan bersamaan.
Raja diam, biar kan hinaan mereka ia tampung terlebih dahulu.
"Tong, kayanya luh salah sekolah dah. Sekolahan ini gak pantas buat luh! SMA pancadarma kan elit tuh, masa luh masuk ke sini sih?"
"Gak pantas!"
"Jijik, cuih!"
Raja menelan ludahnya dengan kasar, tenggorokannya terasa kering. Hinaan mereka membuat dirinya ingin menangis.
Raja mematung dengan napas terengah-engah.
"Sini luh gentong!" ajak Mawar menarik tasnya Raja hingga Raja terhuyung.
Mawar menyeretnya ke tengah lapangan, lalu menatap temanya dan memberi kode untuk mengambilkan air.
Intan dan Selin membawa seember air. Ia menaruhnya di depan Mawar. Dengan cepat, Nawar mengambil air segayung.
Ia menuangkan di atas kepala Raja, sementara Raja hanya bisa pasrah.
Arin dan Seling saling tertawa lepas melihat Raja yang tersakiti. "Sukurin!"
Byurrr
Byurrrr
Byurrrr
Dengan murkanya, Mawar memukul punggung Raja dengan kuat sembari mengguyurnya. Ia benar-benar kencar menyiram.
Raja meringis kalah merasakan sakit di bagian belakang.
"Apa?! Mau nangis? Nangis aja sesuka luh! Gue gak perduli!"
"Dasar banci!"
"Raja gendut! Raja gendut! Cowo jelek!" Intan menjulurkan lidahnya di depan Raja, sementara Raja terus memperhatikan tingkahnya.
"Akibat luh berani masuk ke sekolah ini!" tunjuk Mawar setelah selesai menyiram Raja.
"Salah Raja apa?" tanya Raja mendongak ke Mawar dengan sayunya.
"Luh gak salah apa-apa, cuman gue benci sama luh!" jawab Mawar jujur.
Akhirnya Mawar pergi bersama Intan dan Selin meninggalkan Raja yang berada di tengah lapangan.
Untung saja suasana sekolah sedang sepi, jadi tidak terlalu runyam.
"Kenapa fisik selalu di hina? Bukan kah, kita sama di mata Allah? Fisikku memang buruk di mata manusia, namun sempurna di mata yang maha kuasa," gumam Raja menghapus air matanya.
Raja beranjak pergi dari kediaman sekolah. Terpaksa hari ini menaiki taxi karena Rio tidak menjemput.
***
Follow Pena0716
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJAWALI [TAMAT]✔
FanfictionSequel cerita [Gadis Gendut Milik Mafia] "Jangan menangis, aku tidak pergi. Hanya saja, takdir yang akan berbeda," ucap Arin lembut seraya menghapus air mata Raja. "Aku tidak bisa tanpamu. Kumohon, jangan tinggalkan akuu." "Aku tidak bisa. Berjanjil...