Keadaan Raja mulai membaik, ia pun sudah sadar dari masa kritisnya. Kini Rio tengah duduk di pinggir brangkar.
"Hay boy, gimana? Masih sakit?" tanya Rio menatap sayu wajah putranya yang masih terlihat pucat.
Raja menggeleng pelan.
"Kamu tau Raja? Ada anak gadis yang membawamu ke sini di temani oleh kepsek," ungkap Rio.
"Anak gadis?" ulang Raja ketika tak ingat apa-apa saat kejadian lalu.
"Iya, kalau gak salah namanya Arin," jawab Rio. "Sepertinya dia gadis yang baik," lanjut Rio tersenyum ponggah.
Raja tersenyum. "Yeah, Arin memang baik. Dia yang selama ini sama Raja kalau di sekolah."
"Bagus dong!" seruh Rio mencubit gemas pipi anaknya.
Raja cemberut, memanyunkan bibirnya pertanda merajuk.
Krekk
Rio dan Raja menoleh ke pintu saat ada yang membukanya.
"Ehh?" kaget Arin ketika melihat dua pria sedang menatapnya.
"Ma - maaf Om, ganggu. Arin cuman mau ngasih makanan ini buat Raja," jawab Arin kikuk.
"Nggak, kamu gak ganggu. Kemari lah," ujar Rio ramah.
Arin mengangguk, dan mendekati mereka. Arin menoleh ke Raja yang sudah membaik, ia tersenyum senang.
"Ini buat Raja, Arin buatin tadi. Bubur gula merah," ucap Arin menyodorkan bungkusannya.
"Makasih ya, Rin. Kamu baik bangat!" senang Raja tersenyum manis. Arin terpakau oleh senyuman Raja yang begitu manis.
"Kalau gitu, ayah keluar dulu ya. Siapa tau Nak Arin mau ngomong sama kamu," pamit Rio berdiri dan mengusap rambut Raja sebelum pergi dari ruangan tersebut.
Kini tinggal Arin dan Raja. Suasana canggung seketika, Raja diam membatu. Tak tahu mulai dari mana.
Raja menghembuskan napas, lalu menatap Arin yang di samping.
"Arin yang bawa ke sini?"
Arin menoleh, menatap manik mata Raja berwarna biru muda. "Iya, tadi Arin yang bawa Raja dan di bantuin sama pak kepsek," jawab Arin.
"Arin kok tahu kalau Raja di sakitin sama mereka?"
FlaskBack On.
Arin baru saja keluar dari toilet dengan lega, akhirnya dia tak mengompol. Ia menarik napas sebentar, lalu pergi dari area toilet.
Saat hendak berjalan di koridor, Arin tak sengaja melihat Raja yang sedang di bully oleh si kembar dan Mawar.
Ia terus mengamati mereka ber-empat, namun yang di sayangkan adalah Raja. Karena sedari tadi, Raja lah yang jadi korban.
Arin tiba-tiba kaget dengan mereka yang segera kasar menyeret Raja ke belakang sekolahan. Arin pun mengikuti mereka dengan sembunyi.
Arin menutup mulutnya ketika ingin teriak saat melihat Raja hendak di bunuh. Ia pun pergi dari tempat sembunyi dan menemui kepsek yang kebetulan belum pulang.
Flaskback Off
"Makasih ya, Rin. Udah mau nolongin Raja," ucap Raja tulus.
"Iya sami-sami," balas Arin ikut tersenyum.
"Ehh, ada nak Arin!" pekik Rara tiba-tiba masuk ke ruang rawat Raja.
Arin berdiri sambil memberikan senyuman ke Rara. "Iya, tante."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJAWALI [TAMAT]✔
Fiksi PenggemarSequel cerita [Gadis Gendut Milik Mafia] "Jangan menangis, aku tidak pergi. Hanya saja, takdir yang akan berbeda," ucap Arin lembut seraya menghapus air mata Raja. "Aku tidak bisa tanpamu. Kumohon, jangan tinggalkan akuu." "Aku tidak bisa. Berjanjil...