|Meninggal|

1.1K 31 0
                                    

Khas embun menyeruak seisi bumi. Ruang rawat Arin pun terdapat sinar matahari yang masuk di sela-sela gorden.

Raja membuka matanya perlahan, menatap wanitanya yang belum terbangun.

Raja memberi satu kecupan di kening Arin, kemudian keluar dari ruangannya.

"Arin masih tidur, Raja?" tanya Husman baru datang dengan sarapan bubur di tangannya.

"Iya, Pak. Arin masih tidur," jawab Raja tersenyum manis.

Raja pamit pada ayahnya Arin, kemudian menelusuri lorong rumah sakit untuk mencari sarapan.

Husman masuk ke dalam ruangannya, menatap putrinya dengan hangat. Ia menghampirinya, lalu duduk.

"Nak, ayo buka matamu. Kamu harus makan supaya sehat," panggil Husman sambil menata bubur di mangkuk plastik.

Arin membuka matanya pelan, menatap ayahnya di samping. "Ayah kapan ke sini?" tanya Arin dengan suara lemah.

"Barusan, nak."

"Makan dulu ya? Kamu harus punya tenaga untuk sehat," sambung Husman mulai mengarahkan sendoknya ke mulut

Langsung saja Arin menerima suapan dari sang ayah. Husman hanya tersenyum melihat putrinya makan dengan pelan.

Suapan demi suapan di terima oleh Arin, dan buburnya pun habis tanpa tersisa. Husman merapikan sisa mangkuknya.

"Sekarang kamu istirahat dulu, ayah mau keluar sebentar."

Arin hanya mengangguk patuh.

_

Arin memandang atas atap bernuasa putih. Matanya sayu-sayu, bibirnya pucat serta tubuhnya sangat kering. Di dalam otak Arin masih cenat-cenut.

"Aku sudah tak kuat. Ya Allah, apa salahku sampai-sampai kau menghukumku seperti ini? Jika memang aku gak pantas di dunia, tolong bawaku," gumam Arin perlahan menangis.

Tiba-tiba tubuh Arin menegang, otaknya terasa amat sakit di buatnya. Arin meringis menahan semuanya.

"Ahkkk!" teriak Arin memegangi kepalanya yang botak.

Kepalanya terasa di tusuk oleh ribuan jarum panas. Hidungnya perlahan keluar darah, napas Arin pun jarang-jarang.

"To - tolong," panggil Arin tersedak-sedak.

Arin mencoba tenang, tetapi tidak bisa. Semakin sakit, semakin sakit!

"Ahrrkkkk!" teriak Arin kencang. Membuat Raja yang hendak masuk kaget.

Raja menghampiri Arin tergesah-gesah, menatapnya cemas. "Rin, kamu kenapa sayang?"

"Sakit hiks, sakit! Sakit Raja!" tangis Arin bergerak ke sana dan kemari.

"Dimana yang sakit?"

"Sakit bangat Raja, sakit!"

Arin tak menjawab pertanyaan Raja, ia semakin berteriak kesakitan yang menjalar di tubunya.

"Dokter! Tolong dokter!!" teriak Raja kuat sembari menggegam tangan Arin mencoba menenangkan.

"Dokterrrr!"

Dokter, suster, dan keluarga mereka masuk ke dalam dengan tergesa-gesa.

"Sakit, hiks!" keluh Arin yang terus menangis.

Dokter langsung memeriksa keadaan Arin. Husman ikut menangis melihat putrinya kesakitan.

"Sakit!" ringis Arin memegangi kepalanya.

Arin terus mengatakan sakit kepada mereka. Rio dan Rara ikut menangis.

"Gimana dok?! Kenapa bisa kaya gini?!" tanya Raja cepat.

RAJAWALI [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang