|Menyesal|

1K 38 0
                                    

Kondisi Raja membaik dari pada sebelumnya.

Untuk sekarang ini, Raja mengistirahatkan tubuhnya di kamar, dan meminta ke mamanya agar tidak ada yang ganggu dulu.

Raja menatap atas atap yang bernuasa abu-abu bercorak garuda, pikirannya seakan melayan entah kemana.

Arin! Raja terus memikirkan wanitanya sedari tadi. Dimana dia? Sama siapa? Pikirnya yang terus negatif.

"Rin, Raja minta maaf. Raja udah nyakitin hati Arin," gumam Raja tanpa sadar menangis.

Raja yang dulu mulai kembali. Lemah lembut dan lembek bagaikan kue sudah timbul. Arin mampu mengubah sifat Raja yang tadinya dingin, kini berubah panas.

Wanita itu telah berhasil mengambil hatinya Raja. Bahkan sejak jaman sekolah.

Hati Raja seperti tertusuk duri saat tidak sengaja melihat Arin nangis karenanya. Raja sudah menyakitinya, dan membuat dirinya kecewa.

Ia amat nyesel bertunangan dengan Lisa. Andai saja, posisi kemarin belum tunangan, mungkin tidak akan seperti ini.

"Kambali, Rin. Raja kangen bangat sama Arin," gumam Raja terus-terusan.

Alat dokter masih melekat di tubuhnya, dan luka yang di kaki pun masih baru habis di perban. Namun, Raja tak memperdulikannya.

"Aku nyesel, Rin!"

_

Arin menelpon Sita dan Dita dari ponsel. Dirinya sangat kangen dengan dua bocah itu, walaupun baru di tinggal beberapa hari.

"Hallo, Mbak!" sapa Sita dari latar ponsel. Mereka sedang melakukan vidio call.

"Hallo, Sit. Apa kabar?"

"Baik, Mbak. Mbak sendiri gimana? Kenapa gak ke toko lagi? Kemarin sempat ada kegaduhan lho, Mbak."

Arin mengkerut kan keningnya. "Kegaduhan?"

"Iya, ada orang berantam."

Arin hanya manggut-manggut menanggapinya.

"Ehh iya, Mbak. Waktu itu, ada pria yang kita kepapasan di cafe ke toko bunga, Mbak. Dia datang nyariin Mbak," ungkap Sita dari sana.

"Kamu jawab apa?"

"Ya aku jawab, Mbaknya gak ada. Terus, dia juga nanya alamat rumah, Mbak."

"Selamet," lirih Arin mengusap dadanya.

Sita menatap aneh di balik ponsel. "Selamet? Selamet apanya, Mbak?"

Arin menggeleng sambil terkekeh. "Hehe, enggak kok."

"Mbak, vidionya aku matiin yaa? Soalnya sudah malam, takut ganggu mama lagi tidur."

"Iyaudah, sampaikan salamku ke ayah ya. Kalau aku di sini, baik-baik aja," ujar Arin melambaikan tangan di depan layar.

"Dadaaa!"

Setelah memutuskan vidio call, Arin menggeser layar ke Instragram. Ia menscroll akunnya.

Dengan tidak sengaja, akun salah seorang kepala perusahaan ternama lewat di berandanya.

"Lah, siapa ini? Perasaan gak pernah follow dah," bingungnya.

Karena penasaran, Arin mengkepoinya dan menggeser foto-foto yang terserah di akun miliknya.

'Alhamdulilah, lancar tunangannya'

Hentag seperti itu yang di sertai foto. Arin merasa kenal dengan orang yang berada di foto, otaknya berpikir mencari jawaban.

Dan ....

"Lah, ini Raja dan ini tunangannya," gumamnya sedikit kaget.

Arin menekan tombol buka, kemudian melihatnya lebih dalam.

"Lisa?" bicara Arin ketika tahu nama dari tunangannya Raja.

Mata Arin tiba-tiba memerah, hatinya tersentil sakit. Ternyata Raja mengusaha sukses di Bali, di tambah dirinya tampan.

"Raja memang pantas dengan Lisa. Di banding denganku? Apa coba. Sudah penyakitan, kurang cantik dan tidak montok," lirih Arin tertawa sinis.

Hiks hiks hiks.

Arin menangis lagi, napasnya sesak. Ia cepat-cepat keluar dari apk Instagram itu. Kemudian, ia meletakan ponselnya di meja.

"Aku kecewa."

***

Follow Pena0716

RAJAWALI [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang