"Arggggg!" teriak Raja menggema di apartemennya. Menghancurkan barang-barang yang di dekat dirinya.
"Persetan dengan semuanya!" murka Raja dadanya naik turun.
Pranggg!
Pranggg!!
Raja melempar guci berwarna emas yang seharga ratusan juta, ia sudah tidak perduli dengan semuanya. Ia hanya ingin Arin kembali, hanya Arin!
Bugh!!
Bugh!!
Tangan Raja meninju tembok hingga jari-jemarinya mengeluarkan darah segar.
Raja tak memperdulikannya, ia semakin gencar memukuli tembok sesekali menendangnya.
"ARINNNN!" teriak Raja menggema di setiap sudut.
"KEMBALI LAHHH! AKU RINDUU! AKU SAYANGG!"
Napas Raja tak beraturan, rahangnya sangat mengeras. Otot lengan serta bagian pundak belakang pun terlihat jelas menonjol.
"Ahkkk!" teriak Raja lagi.
Prangg!
Prangg!
Raja membanting bangku serta menendang meja dengan keras sehingga mejanya bolong akibat tendangan.
Raja keluar dari ruang kerjanya, kemudian membanting barang-barang yang ada di dalam lemari. Sehingga pecahan kacanya berserahkan di lantai.
Kaki Raja tertusuk kacanya, dan tangannya terkena serpihan.
Dia mengabaikan rasa sakit yang di tubuhnya, di bandingkan rasa sakit yang di hatinya.
Doni baris saja sampai di depan apartemennya Raja, kemudian dia masuk dengan santai.
Langkahnya berhenti, kalah melihat barang-barang di dalam hancur bagaikan kapal pecah.
Mata Doni tertuju ke Raja yang tengah meninju tembok dengan kuat.
Doni membola kala melihat darah bercucuran di tubuh Raja, terutama kakinya.
Doni berlari kencang untuk memberhentikan aksi gilanya Raja. Doni memeluk tubuh Raja agar dia berhenti memukul tembok.
"Bos, berhenti bos!" cegah Doni berusaha.
"LEPASIN GUE! LEPAS! GUE MEMANG PANTAS BEGINI! LEPAS DONI!" amuk Raja memberontak.
"Sadar, Raj! Sadar! Luh nyakitin diri luh kalau begini! Gue mohon berhenti!" jawab Doni mengeratkan pelukannya.
"LEPASIN GUE ANJ*ING! LEPASINNN!" teriak Raja semakin memberontak.
Brukk!
Tubuh Doni terpental jauh ketika Raja mendorongnya kuat. Doni meringis sakit saat tangannya tak sengaja terkena kaca.
Doni buru-buru bangkit, kemudian keluar untuk menelpon dokter dan ke dua orangtua Raja.
Kalau tidak di berhentikan, Raja akan kehabisan darah. Doni sangat khawatir Dengan keadaan Raja yang cukup memprihatinkan.
Setelah menelpon dokter dan orangtuanya Raja, Doni bergegas masuk memberhentikan aksi Raja yang masih mengamuk.
Plakk!
Doni menampar pipi Raja kuat, hingga aksi Raja berhenti dan menatap ke Doni dengan amarah semakin memuncak.
"BRENGSEK!!
Raja menghampit tubuh Doni ke dinding, kemudian meninju Doni berkali-kali hingga Doni mengeluarkan darah dari sudut bibir dan juga hidung.
"RAJA, BERHENTI RAJA!! GILA LUH ANJING!! NGOTAK DIKIT, LUH SAMA AJA NYAKITIN DIRI LUH SENDIRI!!"
Jelas Doni marah di hadapan Raja, membuat Raja berhenti memukuli Doni. Raja menjauh dari Doni, kemudian kepalanya merasakan pusing.
Detik berikutnya, Raja pingsan dengan tubuh jatuh tergeletak di lantai sambil di lumuri darah.
Doni berjongkok dan memapah tubuh Raja berdiri, kemudian Doni membawanya masuk ke kamar, membiarkan semuanya berantakan.
***
Follow Pena0716
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJAWALI [TAMAT]✔
FanfictionSequel cerita [Gadis Gendut Milik Mafia] "Jangan menangis, aku tidak pergi. Hanya saja, takdir yang akan berbeda," ucap Arin lembut seraya menghapus air mata Raja. "Aku tidak bisa tanpamu. Kumohon, jangan tinggalkan akuu." "Aku tidak bisa. Berjanjil...