|Makan Bersama|

310 25 0
                                    

"Assalamualaikum, Arin pulang Yah!" ujar Arin membuka pintu dan masuk ke dalam.

"Walaikumsalam," jawab Husman keluar dari kamarnya, menghampiri Arin yang tengah duduk di sofa.

"Gimana ujiannya?"

"Lancar ya, walaupun ada yang susah dikit. Menguras otak dan tenaga buat mikir," ungkap Arin melepas sepatunya.

"Alhamdulilah, kalau kamu bisa jawab. Mudah-mudahan hasilnya memuaskan," balas Husman menatap Arin terus.

"Yah, nanti malam Arin izin ke rumah Raja ya? Soalnya mamanya ngajak Arin makan malam, boleh gak?"

"Boleh kok, tapi jangan terlalu larut pulangnya," jawab Husman mengusap pipi anaknya.

"Makasih, Yah!" seruh Arin memeluk tubuh ayahnya dengan sayang.

Husman membalas pelukan dari anaknya, ia tersenyum senang. Keluarga yang dulu hampir sempurna, sekarang terbelah dua.

Husman masih bersyukur mempunyai anak seperti Arin, penurut dan baik hati. Terkadang, Husman juga selalu merasa kasihan oleh Arin yang tidak pernah di anggap oleh ibunya.

Pembawa sial! Tidak berguna! Mati aja sana, jangan hidup! Ucapan mantan istrinya terulang di otaknya. Menusuk hingga menembus ke hati.

"Ayah udah makan?" tanya Arin melepas pelukannya.

Husman menggeleng pelan.

"Arin buatin makanan dulu, ayah tunggu sebentar," kata Arin bangkit dan pergi ke dapur.

Husman menatap kepergian putrinya dengan sendu. "Maafin ayah, nak. Ayah belum bisa ngasih yang terbaik buat kamu," lirihnya.

"Makanannya sudah siap, Yah!" panggil Arin sedikit berteriak.

Husman bergeleng-geleng kepala saat lamunannya buyar, ia segera menghampiri putrinya di dapur.

Arin mengambilkan makanannya untuk Husman, lalu di berikan ke dirinya. Setelah mengambilkan untuk ayahnya, kini giliran untuknya.

_

Raja berjalan di anak tangga, menghampiri keluarganya yang tengah bercanda riang.

"Nonton apa sih?" kepo Raja menyipitkan matanya di layar ponsel adiknya.

Reyna mendengus, mematikan vidionya cepat. "Jangan lihat-lihat dong!"

"Ck! Dasar pelit!" decak Raja duduk di samping sang mama.

Rara menatap putranya yang baru saja duduk. "Gimana? Arin mau makan malam atau enggak?"

"Di usahain, Ma," jawab Raja tersenyum paksa.

"Gimana dengan ujian kalian?" tanya Rio melihat Reyna dan Raja.

"Fine-fine aja," jawab Reyna sedikit acuh dan matanya masih terpokus oleh film drama yang tadi.

Rio manggut-manggut dengar jawaban putrinya. Kini tinggal putranya yang belum jawab.

"Gimana?" tanya Rio dengan pandangan serius.

"Baik, Pa. Malah duluan tadi keluarnya," sombong Raja membusungkan dadanya.

"Hebat!" seruh Rio mengacungkan jempolnya.

Reyna memutar bola matanya malas. "Halahhh! Paling juga ngitung kancing!" sindirnya.

Raja mendelik tak terimah. "Enak saja! Pake otak lah!"

"Terserah kakak aja dehh!" ngalah Reyna.

"Uhhhh, dasar budak ketot!" pasrah Raja menghela napas.

RAJAWALI [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang