2 bulan kemudian ....
Hari ini, Raja ingin kembali ke apartemennya dulu. Mau mengganti pakaian yang sudah lama melekat di dirinya.
Sebelum pergi dari ruangan Arin, Raja mencium punggung tangan Arin yang di susul kening serta bibirnya yang pucat.
"Aku mau pamit balik dulu, kamu jaga diri baik-baik ya? Nanti aku ke sini lagi. Love you."
Raja keluar dari ruangan dan berjalan menelusuri lorong rumah sakit hingga di halaman depan.
Raja masuk ke dalam mobil, lalu di jalankan ke jalan raya. Matanya fokus ke depan, tetapi hatinya asih terpokus ke wanitanya.
Raja belum tenang, kalau Arin belum sembuh. Ia ingin melihat Arin seperti dulu lagi, yang selalu ceria, periang dan lembut.
Brak!!
Mobil Raja berhenti dengan mendadak. Raja pun sedikit tersentak akibat kendaraan lain menabrak mobilnya.
Amarah Raja langsung muncul, rahangnya mengeras, serta urat-urat tangannya menimbul.
"Sialan!" umpat Raja membuka sabelt, kemudian turun menghampiri mereka dengan marah.
"Keluar luh, sialan!" teriak Raja menggedor kaca mobil.
Yang punya mobil keluar dengan santai, di iringi dengan wanitanya dari sebelah kiri. Raja terdiam sejenak saat melihat wanita itu.
"Lisa?"
"Kenapa? Kaget?! Ow-ow. Kacian bangat sih, kamu! Punya wanita tapi penyakitan. Haha, buruk bangat nasib luh!" sindir Lisa membuat hati Raja mendadak panas.
"Kalau gue liat-liat, luh kan ganteng, tapi selerah luh rendah bangat! Punya cewe yang penyakitan. Kalau gue sih, ogah yaa!" timpal Bayu-- kekasihnya Lisa.
Tenggorokan Raja tercekek dengan sindiran mereka.
Tanpa di sadari oleh mereka, kedua tangan Raja mengepal kuat. Yang artinya akan siap membogem wajah mereka.
Matanya menjadi biru tua, aura wajah Raja mendadak berbeda dari sebelumnya. Napasnya naik turun.
Tidak ada yang boleh menghina Arin! Tidak boleh! Siapapun yang menghina, bakal berurusan dengannya!
"Jangan deket-deket sayang, nanti nular!" cibir Bayu menjauh sedikit.
Oke, fine! Kesabaran Raja sudah habis.
Raja maju ke arah Bayu, menarik kera bajunya dengan kuat sehingga Bayu bisa merasakan sebuah cekikan di bagian lehernya.
"Brengsek!" bentak Raja memukul wajah bayu dengan keras. Sehingga bayu terbatuk di buatnya.
Bughhh! Bughhh!
Pukulan Raja sangat anteb di wajah Bayu, pada akhirnya wajahnya langsung membiru.
Karena tak mau kalah, Bayu berbalik memukul wajah Raja hingga membiru. Emosi Raja semakin di tanduk banteng, ia membalas tinjuan Bayu.
Bughhh! Bughhh! Bugh!!
Tubuh Bayu melemas, ia langsung terpapar di aspal. Kemudian, Raja berjongkok di hadapannya dengan tersenyum puas.
"Sialan! Berani bangat luh ngehina cewe gue! Gue peringatin sekali lagi, luh berani ngehina dia ... nyawa luh melayang di tangan gue!" ancam Raja mencengkram kedua pipi Bayu dengan keras, sehingga kuku Raja tertancap di kulitnya.
Dikiranya sudah puas, Raja melepas cengkramnya. Kemudian berdiri dan menatap Lisa remeh.
"Luh milih cowo kek gini?! Yakin luh? Lembek kaya agar seribuan aja, di belain setengah mati! Bawa ke rumah sakit sana, bentar lagi tulangnya patah!" ujar Raja meremehkan Lisa.
Raja tahu kalau Lisa sekarang ketakutan karena ulahnya. Jika Lisa bukan perempuan, mungkin ia akan sama seperti Bayu yang terpapar lemah.
"He - hentikan, Raja! Aku mo - mohon!" melas Lisa dengan mata berkaca-kaca menatap pacarnya.
"Ck! Luh bego apa gimana? Gue berhenti kali!" jawab Raja datar sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
Setelah mengatakan itu, Raja bergegas masuk dan meninggalkan mereka berdua dengan keadaan kacau.
_
Husman duduk di bangku dekat ranjang, memegangi tangan putrinya yang sudah sangat kurus. Mata Husman sembab akibat terlalu banyak menangis.
"Nak, ayo bangun. Jangan tinggalin ayah ... kamu tega sama ayah sendirian di sini, tanpamu? Ayah udah gak punya siapa-siapa lagi selain kamu," ucap Husman memandang Arin.
Nit ... nit ... nit ....
Layar monitor terus-terusan berbunyi. Andai Arin tidak memakai alat medis, mungkin nyawanya sudah tiada sejak awal.
Husman mengusap kepala Arin yang sudah botak tanpa rambut. Sejak kejadian Arin koma, rambutnya sudah di cukur atau pun di botakin.
Jari Arin perlahan bergerak, perlahan Arin membuka matanya sayu-sayu. Ia mencoba menetralisir pandangannya.
Arin sadar!
Kesadaran Arin membuat Husman kaget, dia menatap sang putri tidak percaya. Matanya kembali memerah menahan tangis haru nya.
"Nak, ka - kamu sadar?" tanya Husman gagap. "Alhamdulillah!" seruh Husman bersyukur, kemudian segera memanggil dokter untuk mengecek keadaannya.
Dokter bergegas masuk beriringan dengan suster. Sang dokter langsung memeriksanya, sementara suster memeriksa alat medisnya memastikan semuanya berjalan lancar.
Suatu keajaiban bagi mereka semua.
"Alhamdulillah, pak. Keadaan putri bapak membaik."
"Tumornya gimana dok?" tanya Husman memastikan sambil mengembangkan senyumannya.
"Kalau masalah tumor, belum membaik, pak. Penyakit itu masih menyebar pada tubuhnya."
Senyum Husman luntur karena ucapannya. Mata Husman melirik ke Arin yang sedang menatap atas atap.
"Kalau begitu, saya permisi dulu."
Husman Mendekati putrinya, duduk kembali mengelus kepalanya.
"Ayah," panggilnya lemas.
"Iya, nak."
"Ayah jangan nangis ya. Nanti Arin sedih. Maaf ... kalau Arin sering menyusahkan ayah," balas Arin sendu.
"Sudah, nak. Jangan banyak bicara dulu, kamu harus banyak-banyak Istirahat."
Husman berucap sembari mengelus pipi anaknya. Matanya memerah kembali menahan tangis.
Krekk
Husman dan Adin menoleh ke pintu, melihat siapa yang mau masuk. Oh ayolah, wajah Raja tegang melihat wanitanya sadarkan diri.
Bahkan paperbag yang Raja bawa pun terjatuh di lantai karena ke syokannya.
"A - Arin ka - kamu?" tanya Raja gagap.
Arin tersenyum lembut pada Raja, dan Raja terpaku bisu meoihatnya. Senyuman yang hampir menghilang, kini kembali lagi. Hati Raja seperti berbunga-bunga.
Raja berlari bahagia ke arahnya, kemudian memeluk tubuh Arin dengan erat. Di situlah, Raja menumpahkan tangisan nya.
"Jangan tinggalin aku! Aku gak bisa tanpanmu! Aku mohon!" tangis Raja di dekapan Arin.
Arin tersenyum lembut. Ternyata Raja yang dulu masih sama dengan yang sekarang. Arin ingin sekali membalas pelukannya, tetapi tenaganya tidak kuat.
***
Follow Pena0716
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJAWALI [TAMAT]✔
FanfictionSequel cerita [Gadis Gendut Milik Mafia] "Jangan menangis, aku tidak pergi. Hanya saja, takdir yang akan berbeda," ucap Arin lembut seraya menghapus air mata Raja. "Aku tidak bisa tanpamu. Kumohon, jangan tinggalkan akuu." "Aku tidak bisa. Berjanjil...