|Mencari|

723 32 0
                                    

Selepas kepulangan dari rumah Arin dengan membawa kekecewaan. Raja langsung menyuruh beberapa anak buahnya untuk mencari keberadaan Arin yang entah kemana.

"Aku akan mencarimu sayang," gumam Raja menangis di taman sambil menatap ponselnya yang layar utamanya foto Arin.

Raja ikut tersenyum ketika foto Arin tersenyum. Ia terkekeh mengingat masa-masa sekolah.

Apalagi di danau merah, itu momen yang tak pernah terlupakan. Di tambah, Arin telah mengambil firskissnya hingga Raja tak rela melepaskan dia.

Raja mendongak menatap anak kecil yang sedang bermain di ujung. Apalagi, dirinya melihat anak kecil yang posternya sama dengannya waktu kecil, bertubuh gemuk.

Raja terpekik ketika anak kecil bertubuh gemuk itu jatuh ke tanah sehingga lututnya terluka.

Saat Raja hendak membantu, langkahnya berhenti kalah melihat anak perempuan yang menolongnya.

Raja terus mengamati mereka berdua. Anak perempuan itu menghapus air mata anak laki-lakinya.

Perlakuan mereka persis dengan Arin dan Raja tempo lalu. Raja terkekeh sambil mengeluarkan air mata saat membayangkannya.

"Lihat, Rin. Anak perempuan itu sikapnya mirip denganmu. Dia baik sepertimu," lirih Raja menghapus sudut matanya.

Dret ... dret ....

Ponsel Raja berdering, dia meraihnya dan mengangkat panggilan masuk.

"Apa kau menemukannya?"

"Belum, bos. Kami masih mencarinya."

"Cari lagi, bila perlu mencar! Saya tidak mau tahu, kamu harus menemukan pacar saya!" tekan Raja tersulut emosi.

"Siap, bos! Kami akan berusaha terus."

Tut!!

Raja mematikan panggilan tersebut, kemudian menatap kembali ke dua bocah itu.

Karena sudah berlama di taman, Raja akhirnya pulang ke apartemennya untuk mengistirahatkan badannya.

Perusahaannya sudah di tangani oleh Doni. Jadi, dirinya tinggal terima beres dari mereka.

_

"Hay, boy!" sapa Reyna menyenggol lengan gemuknya Viola.

"Ihh, Vialo bukan boy!" tekan Viola sambil marah-marah.

Reyna terkekeh, ternyata pinakannya itu muda baperan.

"Aku hanya bercanda, Vi!"

"Hallo, anak papa!" sapa Raka baru saja sampai di rumahnya Rio.

"Hallo papa!" seruh Viola manja minta di peluk.

Raka menggendong tubuh gemuk anaknya, kemudian menciumnya dengan sayang.

"Abang Vano kemana?" tanya Viola mencarinya.

"Dia masih di sekolah," jawab Raka tersenyum sambil mengacak rambutnya gemas.

"Mamamu belom balik, Rey?"

"Belum, Om."

Raka memberihkan paper bag berwarna merah ke Reyna.

"Wahh, apa nih? Kue ya, Om?"

Raka mengangguk cepat.

"Makasih, Om!" senang Reyna memeluk Raka.

"Ihh, kak Rey jangan peluk papanya Viola dong!" kesal Viola berusaha menjauhkan Reyna dari Raka.

"Iss, pelit bangat sih!" tudingnya.

Reyna mendengus, kemudian duduk di sopa sambil membuka paper bag nya.

Ia mengeluarkan isinya yang ternyata kue coklat lumer yang Reyna suka bangat. Mata Reyna terbinar-binar melihatnya, langsung saja ia memakannya dengan lahap.

Sementara itu, Viola bengong menatap bibinya. Dirinya ingin itu, tetapi Viola malu memintanya.

"Pah," panggil Viola mendengok.

"Kenapa sayang?"

"Viola pengen itu!" tunjuk Viola pada kue sebagian di atas meja.

"Itu punya Rey, sayang. Nanti papa beliin kamu yang rasa pandan."

"Gak! Viola mau itu!" rengek Viola memberontak dari gendongan Raka.

"Ya ampun, Viola!" kesal Raka menurunkan anaknya.

"Kak Rey ...."

"Hmm."

"Minta dong," balas Viola memasang wajah imut.

"Bahh ... males! Beli sana!" tolak Reyna di sela makannnya.

Wajah Viola menunduk dengan mata berkaca-kaca setelah mendapat tolakan dari Reyna.

Reyna yang melihat Viola sedih, menjadi tidak tega. Dia berdecak, kemudian memanggilnya.

"Kemari, kita makan sama-sama."

Viola mendongak, menatap wajah Reyna dengan berserih-serih.

"Ahhh! Sayang kakak Rey!" girang Viola berlari dan duduk di samping. Kemudian mencomot potongan kue lalu di lahap.

Raka hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat mereka berdua. Reyna dan Viola cukup akur.

Padahal selama ini, Viola tak suka Reyna. Menurut Viola, Reyna itu mirip cowo!

_

Tubuh Raja lemas tak bertenaga gara-gara belum makan dari semalam. Ia masih mencari keberadaan Arin lewat anak buahnya, tetapi mereka semua belum menemukannya.

"Rin, kembali lah ... aku rindu!" tangis Raja sambil memanggil nama Arin terus.

***

Follow Pena0716

RAJAWALI [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang